adjar.id - Pukulan tegak merupakan salah satu dari empat pukulan yang ada dalam bela diri pencak silat.
Ketiga pukulan lainnya, yaitu pukulan depan atau lurus, pukulan depan, dan pukulan melingkar.
Atlet pencak silat perlu melayangkan pukulan dengan tangan kanan dan kiri secara bergantian ketika melakukan pukulan tegak.
Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan gerakan ini adalah pemilihan tempo yang tepat.
Perbedaan antara pukulan depan dengan pukulan tegak adalah pada kepalan tangannya, Adjarian.
Pada pukulan depan, pesilat melakukan pukulan dengan posisi kepalan tangan horizontal.
Sedangkan pada pukulan tegak, kepalan tangan dalam posisi tegak atau vertikal.
"Ciri utama pukulan tegak pada pencak silat adalah memukul lawan dengan kepalan tangan tegak atau vertikal."
Sikap Pukulan Tegak dalam Pencak Silat
Cara melakukan pukulan tegak dalam pencak silat, yaitu:
- Posisikan badan dengan teknik kuda-kuda tengah sebagai awalan gerakan.
Baca Juga: Analisis Sikap Pukulan Bandul dalam Pencak Silat
- Posisikan kedua tangan menyilang di depan dada.
- Bentuk jari jari tangan menjadi kepalan untuk digunakan memukul.
- Gerakan memukul dilakukan dengan tangan kanan ke arah depan dengan posisi kepalan tegak.
- Tangan yang tidak dipakai untuk memukul tetap berposisi di depan dada.
- Lakukan gerakan pukulan pencak silat ini secara bergantian.
Saat melakukan sikap pukulan tegak dalam pencak silat, ada beberapa hal yang perlu dihindari agar, seperti:
- Kaki tidak kuat.
- Kuda-kuda tengah kurang kuat.
- Badan tidak seimbang.
- Posisi kaki kurang terbuka.
- Gerakan pukulan kurang kuat.
Baca Juga: Perlengkapan Gelanggang dan Bertanding pada Pertandingan Pencak Silat
- Posisi tangan kurang mengepal dan tegak.
"Pukulan tegak diawali dengan melakukan kuda-kuda tengah."
Itu dia gerakan pukulan tegak dalam pencak silat.
Coba Jawab! |
Apa perbedaan pukulan depan dan pukulan tegak pada pencak silat? |
Petunjuk: Cek halaman 1. |
---
Sumber: Buku Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan, Kelas X edisi revisi 2017.
Tonton video ini, yuk!
Penulis | : | Aldita Prafitasari |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR