adjar.id - Dalam bela diri pencak silat terdapat beberapa sikap pukulan, salah satunya sikap pukulan depan.
Pukulan depan merupakan jenis pukulan yang sederhana tetapi perlu penguasaan teknik dasar yang benar.
Tujuannya adalah agar tepat ketika menyerang lawan dan meminimalisir risiko cedera.
Terdapat dua sikap tubuh berbeda dalam sikap pukulan depan dalam pencak silat, yaitu jab dan straight.
Jab merupakan pukulan dengan posisi tangan yang digunakan untuk menyerang dan selanjutnya sejajar dengan posisi kaki di depan.
Nah, kalau straight adalah pukulan dengan posisi tangan yang digunakan untuk menyerang, tetapi posisi kaki tidak sejajar dengan tangan yang berada di depan.
Berikut langkah-langkah melakukan gerakan pukulan depan dalam pencak silat.
"Dua jenis pukulan depan dalam pencak silat meliputi jab dan straight."
1. Gerakan diawali dengan kuda-kuda samping lalu letakkan kaki kiri di depan.
2. Posisikan kedua tangan berada di depan dada.
3. Kepalkan tangan yang akan digunakan untuk memukul.
Baca Juga: 6 Variasi Sikap Kuda-Kuda pada Pencak Silat, Materi PJOK Kelas XI Bab IV
4. Sejajarkan kedua telapak kaki.
5. Ubah kepalan tangan menjadi telungkup ketika memukul dengan tangan kanan.
6. Ganti posisi kaki dan tangan ketika melakukan pukulan lurus.
O iya, ada beberapa kesalahan yang harus dihindari jika ingin mempelajari pukulan depan dalam pencak silat, Adjarian, seperti:
1. Posisi kaki kurang kuat.
2. Badan terlalu kaku.
3. Sikap badan tidak seimbang.
4. Letak kaki kurang terbuka.
5. Gerakan pukulan kurang kuat.
6. Posisi tangan kurang mengepal.
"Tujuan mempelajari gerakan pukulan depan adalah agar pukulan lebih presisi dan meminimalisir cedera."
Baca Juga: 15 Istilah dalam Taekwondo, Seni Bela Diri Asal Korea Selatan
Nah, itu dia gerakan pukulan depan dalam pencak silat, Adjarian.
Coba Jawab! |
Apa yang dimaksud dengan jab? |
Petunjuk: Cek halaman 1. |
---
Sumber: Buku Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan, Kelas X edisi revisi 2017.
Tonton video ini, yuk!
Penulis | : | Aldita Prafitasari |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR