adjar.id - Hari Pers Nasional yang diperingati pada 9 Februari tidak lepas dari peran Bapak Pers Nasional.
Yap, Tirto Adhi Soerjo adalah tokoh pers Indonesia yang kenal sebagai Bapak Pers Nasional, Adjarian.
Tirto Adhi Soerjo merupakan putra dari Raden Ngabehi Muhammad Chan Tirtodipuro dan cucu dari Raden Mas Tumenggung Tirtonoto.
Perannya dalam pers Indonesia sangat besar, yaitu sebagai pemimpin Medan Prijaji.
Tirto Adhi Soerjo juga menjadi orang pertama yang menggunakan surat kabar sebagai alat untuk propaganda dan media aspirasi umum.
Saat itu, Tirto menggunakan surat kabar untuk mengkritik pemerintah kolonial Belanda.
Dalam rangka menyambut Hari Pers Nasional, kita mengenal lebih dekat Tirto Adhi Soerjo, yuk!
Tirto Adhi Soerjo atau Raden Mas Tirtohadisoerjo lahir di Blora pada tahun 1880.
Tirto sebagai seorang priyayi meneruskan sekolahnya ke sekolah dokter di Stovia, Batavia pada tahun 1893 sampai 1900.
Awalnya, Tirto pergi ke Batavia untuk melanjutkan sekolah di Hogere Burger School atau HBS.
Setelah dari HBS, Tirto diterima di sekolah dokter Bumiputra, yaitu Schoot tot Opleiding van Inlandscge Artshen atau Stovia.
Baca Juga: 15 Link Twibbon Hari Pers Nasional untuk Memperingatinya Melalui Media Sosial
Pada saat itu, Tirto muda sudah sering mengirimkan tulisannya ke berbagai surat kabar terkemuka di Batavia, salah satunya Pemberita Betawi.
Surat kabar itu jugalah yang menjadi awal pembuka karier Tirto di dunia pers.
Saat itu, dirinya sempat menjadi redaktur harian dalam waktu yang singkat.
Pada surat kabar tersebut, Tirto berhasil mendapatkan pelajaran langsung dari seorang jurnalis dan pimpinan redaksi Niews van den Dag.
Tirto mendapatkan pelajaran dari segi penulisan berita, pengelolaan penerbitan, sampai belajar hukum untuk melawan kolonial.
Kariernya di bidang jurnalistik dimulai pada tahun 1901 saat dirinya memimpin surat kabar yang dibuatnya sendiri, yaitu Soenda Berita.
Surat kabar tersebut menjadi surat kabar pertama yang dikelola, disunting, dibiayai, dan diterbitkan oleh pribumi, Adjarian.
Tidak hanya sampai di situ, Tirto kemudian mendirikan surat kabar mingguan yang diberi nama Medan Prijaji pada tahun 1909.
Bahkan surat kabar tersebut menjadi surat kabar pertama yang diterbitkan dengan menggunakan bahasa Melayu atau Indonesia.
Selain itu, seluruh pekerja di surat kabar Medan Prijaji tersebut merupakan orang-orang pribumi.
Tirto bersama dengan Pengeran Oesman dan Haji Mohammad Arsjad kemudian mendirikan perusahaan penerbitan pertama di Indonesia.
Baca Juga: Materi TWK CPNS Fungsi, Peranan, dan Kewajiban Pers di Indonesia
Perusahaan penerbitan tersebut bernama N.V. Javaansche Boekhandelen Drukkerij.
Tirto juga aktif di berbagai media lainnya, baik menjadi pemimpin maupun penulis.
Misalnya dia ikut aktif di Soeloeh Keadilan, Pembrita Betawi, Poetri Hindia, Sarotomo, Soeara Spoor dan Tram, serta Soeara B.O.W.
Menurut Tirto Adhi Soerjo, pers mempunyai tugas yang amat mulia.
Pers harus bisa memajukan dan memahami hak serta martabat rakyat.
Selain itu, menurutnya pers juga dapat menjadi sarana untuk menyadarkan masyarakat dalam menjawab beragam persoalan.
Tidak hanya menjadi seorang jurnalis, Tirto juga menjadi perumus gagasan dan pengarah karya nonfiksi,
Nah, atas karya dan perjuangan yang dilakukan di dunia jurnalistik Indonesia inilah pada tahun 1973, Tirto ditetapkan sebagai Bapak Pers Nasional.
Gelar tersebut didapatkan dari Dewan Pers Republik Indonesia, Adjarian.
Tirto juga dikenal sebagai salah satu tokoh kebangkitan nasional Indonesia serta menjadi perintis surat kabar dan kewartawanan Indonesia.
Itulah sejarah profil Tirto Adhi Soerjo yang dikenal sebagai Bapak Pers Nasional.
Baca Juga: Peran Pers dalam Perjuangan Pergerakan Indonesia, Materi Sejarah Kelas 11 Kurikulum Merdeka
Coba Jawab! |
Apa nama surat kabar mingguan milik Tirto Adhi Soerjo? |
Petunjuk: Cek halaman 2. |
Tonton video ini juga, yuk!
Penulis | : | Nabil Adlani |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR