adjar.id – Sistem informasi geografis terbai ke dalam sepuluh tahapan kerja.
Mengelola data sistem informasi geografis atau SIG menjadi sebuah informasi spasial dalam bentuk peta diperlukan keterampilan dan peralatan yang memadai.
Sehingga pengelolaan sistem informasi geografis bisa mendapatkan hasil yang maksimal, Adjarian.
Pada artikel ini, kita akan membahas mengenai sepuluh tahapan kerja sistem informasi geografis yang menjadi materi geografi kelas 12 SMA.
Sistem informasi geografis merupakan suatu sistem informasi yang mampu mengolah dan mengelola informasi yang terkait atau memiliki rujukan ruang atau tempat.
Secara sederhana sistem informasi geografis atau SIG diartikan sebagai suatu sistem informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisis, dan menghasilkan data bereferensi geogarfis.
Adanya SIG ini dapat mendukung pengambilan keputusan dalam perencanaan dan pengelolaan penggunaan lahan, sumber daya alam, lingkungan transportasi, fasilitas kota, dan pelayanan umum lainnya.
“SIG tidak hanya bisa menampilkan informasi tentang suatu lokasi, tetapi bisa juga digunkan untuk menjelaskan kejadian, merencanakan strategi, dan memprediksi apa yang akan terjadi.”
Tahapan Kerja Sistem Informasi Geografis
Adjarian, untuk menyusun dan mengolah data sistem informasi geografi, diperlukan beberapa tahapan kerja, yaitu:
1. Tahapan Persiapan
Baca Juga: Sistem Informasi Geografis: Pengertian, Komponen, dan Manfaat
Pada tahapan persiapan, yang akan dilakukan untuk mengoperasikan sistem informasi geografis ialah:
Mengkaji kebutuhan merupakan dasar dari keberhasilan penggunaan SIG yang cakupannya meliputi kegiatan di dalam organisasi yang berkenaan dengan peta atau informasi geografis.
Membuat rancangan peta merupakan rencana kegiatan yang akan dilakukan atau dibuat yang berkaitan dengan peta tematik yang dibutuhkan dan rencana analisis antara peta-peta tematik yang akan dibuat.
Merangcang basis data adalah menyiapkan rencana pengorganisasian data yang dimasukkan dalam sistem.
Menentukan prosedur kerja dalam memasukkan data ke dalam sistem komputer perlu dilakukan agar tim penyusun SIG dapat bekerja lebih cepat dan efektif.
“Tahapan persiapan SIG meliputi mengkaji kebutuhan, membuat rancangan peta, merancang basis data, dan menentukan prosedur kerja.”
2. Tahapan Digitasi Peta
Baca Juga: Mengenal Sistem Informasi Geografis Meliputi Tugas dan Komponennya
Digitasi peta merupakan pekerjaan memindahkan peta dalam bentuk lembaran peta ke dalam komputer.
Pada tahap ini, peta yang masih berbentuk lembaran kerja akan diubah ke dalam bentuk format digital, yaitu format yang bisa dibaca dan dioleh oleh komputer.
3. Tahap Editing
Hasil digitasi biasanya belum sempurna, karena masih bisa dijumpai kesalahan atau tidak akurat yang umumnya terjadi akibat ketidaktelitian manusia dalam proses digitasi peta atau keterbatasan alat.
Sehingga, pada tahap editing ini yang dilakukan adalah mengoreksi dan memperbaiki data atau simbol yang salah atau tidak tepat.
Kesalahan yang umumnya terjadi di antaranya dalam bentuk garis lebih, garis ganda, garis tidak menyambung, pelabelan, dan lainnya.
4. Tahap Konversi
Tahap konversi adalah tahap penyesuaian koordinat dengan mengubah koordinat meja digitizer ke dalam koordinat lintang dan meridian bumi yang sesungguhnya.
Penggunaan koordinat meja digitizer adalah koordinat yang diperlukan agar pembuatan peta dilakukan secara sistematis dan bersifat sementara.
Koordinat tersebut kemudian diubah dan umumnya menggunakan koordinat lintang atau koordinat derajat yang bisa ditemukan pada peta topografi atau peta rupa bumi.
“Keuntungan penggunaan koordinat lintang adalah bisa menentukan luas dari kenampakan yang ada pada peta yang satuannya menggunakan meter.”
Baca Juga: Keuntungan Letak Indonesia secara Geografis, Geografi kelas 11 SMA Kurikulum Merdeka
5. Tahap Anotasi
Tahap anotasi adalah tahap dilakukannya pemberian nama atau catatan terhadap berbagai objek pada peta, misalnya nama sungai, nama kota, nama daerah, nama gunung, atau nama wilayah.
6. Tahap Labeling
Setiap objek yang nampak dan ada pada peta harus diberi label dan fungsinya sebagai identitas dari objek tersebut.
Identitas ini berguna untuk membuat hubungan antara data grafis dan data nongaris yang biasanya dituangkan dalam keterangan peta atau legenda.
7. Tahap Analisis
Setelah peta yang dibutuhkan selesai dikerjakan, maka tahap selanjutnya adalah tahap analisis dan pengolahan lebih lanjut.
Tahap analisis yaitu tahap pengukuran panjang, kerapatan, luas objek pada peta, dan penggabungan beberapa peta dengan cara tumpang susun atau overlay.
Proses penggabungan tersebut akan menghasilkan peta baru yang lebih informatif.
“Pada SIG komvensional analisis datanya berupa pengukuran dengan menggunakan alat sederhana, seperti penggaris.”
8. Tahap Buffering
Baca Juga: Letak Geografis Indonesia dan Pengaruhnya dalam Perekonomian serta Iklim
Buffering adalah jenis analisis yang akan menghasilkan buffer atau penyangga yang bisa berbentuk lingkaran atau poligon yang melingkupi suatu objek sebagai pusatnya.
Sehingga nantinya dapat diketahui luas objek dan jarak dari objek lainnya.
9. Tahap Pelaporan
Tahap pelaporan atau keluaran data dapat dilakukan dalam bentuk menampilkan pada layar monitor atau dicetak melalui printer atau plotter.
Dalam laporan, semua informasi hasil overlay harus ditampilkan secara menarik dengan pewarnaan yang sederhana tetapi sesuai dengan standar kartografis.
10. Informasi Lewat Jaringan
Tahap berikutnya adalah mengaitkan basis data dengan jarikan melalui internet agar bisa diakses oleh orang lain.
Nah, itulah Adjarian, sepuluh tahapan kerja sistem informasi geografis, yang dimulai dari tahap persiapan.
Coba Jawab! |
Apa saja yang dibutuhkan pada tahap persiapan untuk mengoperasikan SIG? |
Petunjuk: Cek halaman 2. |
Penulis | : | Nabil Adlani |
Editor | : | AdjarID |
KOMENTAR