adjar.id – Penentukan lokasi industri juga dipengaruhi oleh aspek biofisik.
Secara umum, kegiatan industri menghasikan berbagai barang jadi yang berlangsung secara sederhana dan juga kompleks.
Kegiatan industri ini dilakukan pada lokasi-lokasi industri yang sudah ditentukan sebelumnya untuk memperkecil biaya produksi, Adjarian.
Pada artikel ini akan dibahas lima aspek biofisik dalam penentuan lokasi industri yang menjadi materi Geografi kelas 12 SMA.
Banyak faktor yang perlu dipertimbangkan dalam membangun suatu industri di lokasi tertentu, salah satunya yang berdampak bagi lingkungan.
Biasanya terdapat berbagai peraturan yang bertujuan untuk mengatur keberadaan suatu lokasi industri dengan pertimbangan tertentu.
Dampak industri bagi lingkungan harus diperhatikan karena pembangunan yang dibuat harus tetap mengedepankan prinsip wawasan lingkungan.
Prinsip pembangunan berwawasan lingkungan harus tetap dipegang, terutama dalam kegiatan industri, Adjarian.
Hal ini karena sebagian besar kegiatan industri menjadikan lingkungan sebagai objeknya, misalnya dengan pengambilan bahan mentah dari lingkungan.
Sehingga penentuan lokasi industri harus memperhatikan aspek biofisik yang ada di dalam lingkungan.
“Jika kegiatan industri tidak menggunakan prinsip pembangunan berwawasan lingkungan, maka bisa terjadi masalah lingkungan.”
Baca Juga: Pengelompokkan Kecenderungan Lokasi Industri Berdasarkan Jenisnya
Aspek Biofisik dalam Penentuan Lokasi Industri
Berikut lima aspek biofisik dalam penentuan lokasi industri.
1. Penggunaan Lahan
Perencanaan pengembangan wilayah termasuk pengembangan industri perlu mengetahui penggunaan lahan.
Hal ini penting karena adanya berbagai penggunaan lahan yang tidak bisa dialih fungsikan, seperti sawah, irigasi, pemukiman, dan kawasan lindung.
Sehingga nantinya tidak terjadi hal-hal yang menganggu kehidupan masyarakat karena adanya kegiatan industri.
Lahan yang cocok sebagai lokasi industri di antaranya lahan kebun atau tegalan yang lebih mudah diubah menjadi lokasi industri.
Akan tetapi, hal ini masih sulit dilakukan terlebih bagi lokasi industri yang berada di kota besar karena masih dekat dengan pemukiman warga.
“Lokasi industri yang berdekatan dengan situs purbakala juga bisa menimbulkan kerawanan terhadap rusaknya situs purbakala yang sudah ada.”
2. Kemiringan Lereng
Kemiringan lereng bisa memengaruhi kestabilan lahan, misalnya lereng yang terjal akan cenderung kurang stabil.
Baca Juga: 9 Faktor Penentu Lokasi Industri
Pada lereng terjal biasanya sering terjadi longsor dan rawan terhadap terjadinya erosi.
Nah, lahan yang sesuai dengan lokasi industri yaitu lahan yang memiliki kemiringan lereng yang datar sampai landai.
Kemiringan lereng ini menjadi aspek yang harus dipertimbangkan dalam penentuan lokasi industri.
Hal ini karena semakin besar kemiringan lerengnya, maka akan semakin besar juga investasi yang harus dikeluarkan untuk penanganannya.
Selain itu, kemiringan lereng juga berpengaruh terhadap kecepatan aliran dan volume aliran permukaan yang bisa mengakibatkan banjir.
3. Kedalaman Muka Air Tanah
Air tanah merupakan bagian dari bumi yang berasal dari air hujan dan banyak digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Air tanah akan mudah tercemar jika memiliki kedalaman yang dangkal atau mendekati permukaan tanah.
Sehingga, air tanah akan mudah terkontaminasi dengan limbah industri.
Oleh karena itu, untuk mengurangi risiko pencemaran, lokasi yang sesuai untuk lokasi industri adalah lahan dengan karakteristik muka air tanah berada jauh dari permukaan tanah.
“Kedalaman air tanah yang lebih dari 10 Meter sangat baik untuk menjadi lokasi industri.”
Baca Juga: 5 Klasifikasi Industri dalam Ilmu Geografi
4. Tekstur Tanah
Salah satu karakteristik tanah adalah tekstur tanah yang memberikan pengaruh terhadap tingkat kestabilan tanah, daya permeabilitas, dan infiltrasi air.
Salah satu tekstur tanah yang baik untuk lokasi industri adalah tekstuh geluh karena dapat mendukung pengolahan limbah.
Adanya nilai kembang kerut tanah yang rendah akan mendukung keawetan bangunan yang dibuat dan tanah juga lebih stabil saat terjadi perubahan cuaca.
5. Jaringan Jalan
Jaringan jalan berperan penting dalam aksebilitas atau daya angkut barang dan manusia.
Jaringan jalan ini terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu jalan utama, jalan sekunder, dan jalan penghubung.
Biasanya lokasi industri akan berada di jalan utama, yaitu jalan raya yang melayani lalu lintas yang tinggi antarkota penting atau antarpusat kota.
Nah, itulah lima aspek biofisik dalam penentuan lokasi industri yang meliputi penggunaan lahan, kemiringan lereng, kedalaman muka air tanah, tekstur tanah, dan jaringan jalan.
Coba Jawab! |
Apa lahan yang cocok sebagai lokasi industri? |
Petunjuk: Cek halaman 2. |
Penulis | : | Nabil Adlani |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR