adjar.id - Pola interaksi sosial dibagi menjadi empat jenis, Adjarian.
Keempat pola tersebut adalah gotong royong, persaingan, pertikaian atau konflik, dan pertukaran.
Dari keempat pola tersebut kita bisa menggolongkan menjadi dua jenis.
Jenis pertama adalah interaksi asosiatif yang meliputi gotong royong dan pertukaran.
Jenis yang kedua adalah persaingan dan pertikaian yang termasuk interaksi disosiatif.
1. Gotong Royong (Cooperation)
Gotong royong merupakan hal yang familier dan dijunjung tinggi oleh masyarakat Indonesia.
Gotong royong adalah keadaan ketika beberapa individu melakukan kerja sama agar mencapai tujuan tertentu.
Nah, gotong royong sendiri sebenarnya merupakan salah satu pola interaksi sosial, Adjarian.
Dengan melakukan gotong royong, setiap individu atau peserta yang terlibat akan mendapatkan manfaat atau tercapai tujuannya.
2. Pertukaran (Exchange)
Baca Juga: Contoh Interaksi Sosial di Lingkungan Masyarakat
Pertukaran atau exchange dibagi menjadi dua, yaitu akomodasi dan asimilasi.
Keduanya dilakukan oleh individu karena mengharapkan imbalan atas sesuatu yang sudah dilakukannya, seperti status sosial.
Akomodasi merupakan penyesuaian perilaku, kebiasaan, dan sikap baru seseorang yang terjadi melalui proses sosial.
Proses akomodasi membuat individu atau kelompok diminta untuk menyesuaikan diri dengan situasi yang berubah sehingga jika terjadi kesulitan mereka dapat menghadapinya.
Sederhananya, akomodasi berarti menyesuaikan diri dengan lingkungan baru.
Nah, asimilasi adalah proses sosial yang mempersatukan individu dari budaya dan identitas yang berbeda.
Proses asimilasi terjadi ketika proses akomodasi berlangsung dengan sukses.
Akibatnya, sekelompok indidvidu tersebut mulai berpikir dan bertindak seragam dengan identitas budaya baru.
3. Persaingan (Competition)
Competition atau persaingan adalah ketika dua orang atau lebih berlomba-lomba untuk mendapatkan sesuatu yang hanya bisa dicapai oleh satu orang.
Persaingan merupakan bentuk perjuangan sosial yang paling mendasar, Adjarian.
Baca Juga: 13 Contoh Interaksi Sosial dengan Alam
O iya, persaingan tidak selalu diasumsikan secara negatif.
Persaingan yang sehat dinilai oleh sebagian besar sosiolog sebagai pola interaksi sosial yang positif.
Hal tersebut dianggap positif karena bisa memotivasi masing-masing individu untuk memperbaiki diri demimencapai tujuan.
Namun, efek negatif dari persaingan juga bisa membuat individu mengalami tekanan psikologis.
Hal tersebut bisa terjadi jika kurang kerja sama dalam hubungan sosial, ketidaksetaraan, dan konflik.
4. Konflik atau Pertikaian (Conflict)
Pola interaksi sosial yang terakhir adalah konflik atau conflict.
Konflik terjadi ketika kelompok atau individu berinteraksi yang tujuannya adalah mengalahkan satu sama lain.
Konflik merupakan salah satu proses sosial disosiatif atau disintegratif.
Biasanya, hal ini muncul atau terjadi ketika fokus individu atau kelompok berubah dari objek persaingan menjadi usaha untuk mengeliminasi lawan.
O iya, konflik merupakan antitesis dari gotong royong, Adjarian.
Baca Juga: 7 Pengertian Interaksi Sosial Menurut Para Ahli
Konflik berbeda dengan kompetisi.
Konflik atau pertikaian berusaha untuk membuat pesaing menjadi tidak efektik, kalah, memaksa, menentang, dan bahkan menggagalkan kehendak orang lain.
Nah, itulah empat pola interaksi sosial di dalam masyarakat.
Coba Jawab! |
Apa yang dimaksud dengan "pertukaran"? |
Petunjuk: Cek halaman 1 dan 2. |
Penulis | : | Aldita Prafitasari |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR