adjar.id – Dalam buku Sejarah Indonesia kelas 11 semester 1 edisi revisi 2017, terdapat soal Latih Ulangan Semester di halaman 153.
Soal tersebut meminta kita untuk untuk menjelaskan Perang Tondano II yang menandai tenggelamnya kedaulatan rakyat Minahasa.
Nah, kali ini kita akan membahas soal tersebut, Adjarian.
Perang Tondano II sudah terjadi saat memasuki abad ke-19, yakni pada masa pemerintahan kolonial Belanda.
Latar belakang dari Perang Tondano II ialah karena kebijakan Gubernur Jendral Daendels yang mendapatkan mandat untuk mempertahankan Jawa dari serangan Inggris.
Sehingga, Daendels memerlukan pasukan dalam jumlah besar dan merekrut pasukan dari kalangan pribumi untuk menambah pasukannya.
Orang-orang yang dipilih adalah dari suku-suku yang memiliki keberanian dalam berperang, di antaranya suku Madura, Dayak, dan Minahasa.
Belanda menargetkan 2000 pasukan Minahasa yang nantinya akan dikirim ke Jawa. Nah, program tersebut dilakukan dengan mengumpulkan para ukung.
O iya, ukung adalah pemimpin dalam suatu wilayah walak atau daerah setingkat distrik.
Ternyata, umumnya orang-orang Minahasa tidak setuju dengan program Daendels untuk merekrut para pemuda Minahasa sebagai pasukan kolonial.
Para ukung pun mulai meninggalkan rumah dan ingin mengadakan perlawanan terhadap kolonial Belanda, Adjarian.
Baca Juga: Jawab Soal Alasan Perang Diponegoro Disebut dengan Perang Jawa
Perang Tondano II
Perang Tondano II berlangsung pada tahun 1808 sampai 1809 yang permasalahannya berakar dari Perang Tondano I.
Pada akhir Perang Tondano I, pihak VOC dan rakyat Minahasa membuat perjanjian untuk mengatur bebagai hal di sekitar hubungan dan kepentingan kedua belah pihak di tahun 1679.
Salah satu isi perjanjian tesebut adalah rakyat Minahasa akan membantu Belanda untuk menyalurkan sejumlah kebutuhannya.
Nah, dalam penerapannya, Belanda melakukan berbagai tindakan, termasuk mencampuri urusan rakyat Minahasa.
Hingga kemudian di tahun 1808, Belanda menyampaikan bahwa membutuhkan 2.000 pasukan pemuda Minahasa untuk dikirim ke Jawa.
Akan tetapi, para ukung tidak mau menuruti perintah tersebut bahkan beberapa ada yang melakukan perlawanan terhadpa Belanda.
Para ukung dari Minahasa memusatkan berbagai akivitas perjuangannya di Tondano, Minahasa.
Ukung Lonto merupakan salah satu tokoh yang memimpin perlawanan rakyat Minahasa sebagai bentuk penolakan program mobilitas pemuda ke Jawa.
O iya, perlawanan ini juga dilakukan sebagai bentuk penolakan terhadap kebijakan Belanda yang memaksa agar rakyat Minahasa menyerahkan beras kepada Belanda secara cuma-cuma.
Keadaan yang semakin kritis membuat Belanda mengirim pasukan untuk menyerang Tondano karena aksi rakyat Minahasa yang semakin memberontak.
Baca Juga: Jawab Soal Alasan Perang Aceh Berlangsung Begitu Lama
Belanda menerapkan strategi membentuk sungai Tamberan untuk melakukan penyerangan terhadap rakyat Minahasa.
Belanda juga menyiapkan dua pasukan yang bertugas untuk menyerang dari arah air dan darat.
23 Oktober 1808, pertempuran mulai terjadi dan Belanda berhasil menerobos pertahanan yang dibuat rakyat Minahasa.
Serangan Belanda ini juga terus dilakukan oleh baik dari darat ataupun air, hingga pertahanan Minahasa seperti tidak memiliki kehidupan lagi.
Akan tetapi, dengan kekuatan yang ada, para pejuang Tondano terus melakukan perlawanan.
Puncaknya, pada 5 Agustus 1809, benteng pertahanan Moraya milik pejuangan Minahasa hancur bersama rakyat yang berusaha mempertahankan benteng.
Setelah itu, Belanda "mengeksekusi" semua penduduk yang dijumpainya sampai habis.
Nah, itulah pembahasan soal seputar Perang Tondano II yang menandai tenggelamnya kedaulatan rakyat Minahasa, Adjarian.
Penulis | : | Nabil Adlani |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR