O iya, taktik ini jugalah yang membuat Belanda kewalahan dan sulit untuk menaklukkan rakyat serta wilayah Aceh, Adjarian.
2. Minimnya Informasi
Alasan lain yang membuat Perang Aceh berlangsung begitu lama adalah Belanda yang minim informasi akan masyarakat Aceh.
Sehingga, Belanda mengalami kesulitan dalam menangkap masyarakat Aceh yang berperang.
Dalam menghadapi taktik perang gerilya, Belanda sempat menerapkan strategi konsentrasi stelsel.
Hal ini dilakukan dengan cara memusatkan pasukan agar lebih terkumpul di satu titik.
Akan tetapi, cara yang dilakukan oleh Belanda ini masih dinilai belum efektif saat menangani rakyat Aceh.
Maka dari itu, dilakukan suatu strategi lain agar bisa mendapatkan informasi lebih dalam tentang rakyat Aceh.
Cara yang dilakukan yaitu dengan mengirim salah seorang penasihat urusan pribumi asal Belanda bernama Snouck Hurgronje.
Dalam pelaksanannya, Hurgronje menyamar selama dua tahun untuk mengkaji seluk beluk kehidupan dan semangat perjuangan rakyat Aceh.
Hurgronje pada saat itu menyamar dengan menggunakan nama Abdul Gafar dan mendapatkan informasi kekuatan utama Aceh yang terletak di para ulamanya.
Baca Juga: Jawab Soal Menjelaskan Siasat Hadiah Sultan
Setelah mendapatkan informasi tersebut, Belanda langsung menerapkan siasat baru termasuk pembentukan Korps Marchausse.
Korps Marchaussee adalah pasukan yang terdiri dari rakyat pribumi yang ada di bawah pimpinan Belanda.
Belanda berhasil mematahkan strategi perang gerilya yang berlangsung selama 30 tahun lebih dengan menggunakan siasat tersebut.
Perang Aceh selesai pada 1904, tetapi semangat juang rakyat masih berlanjut sampai penjajahan Jepang.
Nah, itulah pembahasan soal seputar alasan Perang Aceh berlangsung begitu lama, Adjarian.
Penulis | : | Nabil Adlani |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR