adjar.id - Apakah Adjarian pernah mendengar istilah "tepo seliro"?
Tepo seliro dalam bahasa Indonesia disebut dengan "tenggang rasa", Adjarian.
Sikap tepo seliro dimaknai sebagai kearifan lokal yang perlu dipertahankan dan diturunkan dari generasi ke generasi.
Dengan adanya tenggang rasa, kehidupan masarakat pun menjadi lebih harmonis hingga tidak ada perpecahan.
Sayangnya, saat ini tepo seliro sudah mulai luntur sedikit demi sedikit.
Hal ini disebabkan oleh adanya modernisasi.
Banyak anak muda yang kurang bersikap sopan kepada orang lain dan bertingkah laku seenaknya sendiri.
Agar dapat terus melestarikan tepo seliro, kita harus memahami makna dan contoh-contoh penerapannya.
Memaknai Tepo Seliro
Seperti yang sudah sedikit dibahas tadi, tepo seliro adalah sikap tenggang rasa.
Orang Jawa memang dikenal sangat sopan dengan orang lain.
Baca Juga: Memahami Makna Gugur Gunung, Tradisi Gotong Royong yang Hampir Hilang
Nah, tepo seliro lah yang mendasari sikap tenggang rasa yang sangat halus tersebut, Adjarian.
Setiap individu perlu menanamkan tepo seliro sebagai bentuk rasa hormat dan rasa menghargai orang lain.
Selain itu, tepo seliro juga dapat digunakan unuk menyaring modernisasi di tengah perkembangan zaman.
Pengajarannya dapat dilakukan melalui lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, hingga bernegara.
O iya, tepo seliro mengajarkan kita untuk berpikir dan menyaring perkataan sebelum diucapkan.
Hal ini berfungsi agar kata-kata yang kita ucapkan tidak menyakiti hati orang lain.
Tak hanya perkataan saja, tepo seliro juga mengajarkan tindakan yang baik dan tertata.
Menerapkan tepo seliro tak hanya berguna untuk menghargai orang lain dan menciptakan kehidupan yang harmonis saja, Adjarian.
Namun, juga meningkatkan martabat diri, baik di hadapan orang lain maupun Tuhan.
Sebab, tingginya martabat seseorang tergantung pada tingkah lakunya.
Hilangnya kearifan budaya satu ini memicu terjadinya konflik dan permasalahan.
Baca Juga: Mengapa Budaya Gotong Royong Menjadi Semakin Luntur?
Contoh-Contoh Sikap Tepo Seliro
1. Menghargai perasaan orang lain.
2. Bertegur sapa dengan tetangga.
3. Tidak membunyikan klakson di depan tempat ibadah.
4. Izin ke tetangga apabila ingin menjalankan konstruksi rumah yang menimbulkan suara bising.
5. Menolong sesama.
6. Tidak parkir sembarangan di depan rumah orang.
7. Tidak memetik bunga atau sayuran orang lain tanpa izin.
8. Tidak membuang sampah sembarangan.
9. Tidak membicarakan orang lain.
10. Menjaga perkataan.
Baca Juga: 4 Cara Melestarikan Kain Batik sebagai Warisan Budaya Indonesia
Nah, itulah yang dimaksud dengan tepo seliro, Adjarian.
Coba Jawab! |
Dalam bahasa Indonesia, tepo seliro berarti... |
Petunjuk: Cek halaman 1. |
Penulis | : | Jestica Anna |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR