Nah, tepo seliro lah yang mendasari sikap tenggang rasa yang sangat halus tersebut, Adjarian.
Setiap individu perlu menanamkan tepo seliro sebagai bentuk rasa hormat dan rasa menghargai orang lain.
Selain itu, tepo seliro juga dapat digunakan unuk menyaring modernisasi di tengah perkembangan zaman.
Pengajarannya dapat dilakukan melalui lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, hingga bernegara.
O iya, tepo seliro mengajarkan kita untuk berpikir dan menyaring perkataan sebelum diucapkan.
Hal ini berfungsi agar kata-kata yang kita ucapkan tidak menyakiti hati orang lain.
Tak hanya perkataan saja, tepo seliro juga mengajarkan tindakan yang baik dan tertata.
Menerapkan tepo seliro tak hanya berguna untuk menghargai orang lain dan menciptakan kehidupan yang harmonis saja, Adjarian.
Namun, juga meningkatkan martabat diri, baik di hadapan orang lain maupun Tuhan.
Sebab, tingginya martabat seseorang tergantung pada tingkah lakunya.
Hilangnya kearifan budaya satu ini memicu terjadinya konflik dan permasalahan.
Baca Juga: Mengapa Budaya Gotong Royong Menjadi Semakin Luntur?
Penulis | : | Jestica Anna |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR