"Menurut saya, bullying adalah suatu tindakan agresif dalam fisik maupun verbal yang dilakukan seseorang terhadap orang lain secara sengaja dan berulang," ungkap Hayinah saat dihubungi tim Adjar.ID, Minggu (22/8/2022).
"Kalau bercanda adalah hal yang membuat kedua belah pihak senang, kalau yang senang hanya satu pihak saja, berarti itu bukan bercanda," tambahan Hayinah.
Contoh bentuk bullying fisik di antaranya bisa berupa memukul, mendorong, dan serangan fisik lainnya.
Nah, kalau bentuk bullying verbal bisa berupa panggilan atau panggilan yang menghina secara lisan.
Hayinah mengungkapkan tujuan bullying dan bercanda berbeda.
"Jadi kalau bercanda kan tujuannya untuk membuat orang senang, kalau bullying tujuannya untuk membuat orang lain tersakiti atau terluka," jelasnya.
Hayinah juga menjelaskan bahwa kasus bullying tidak terlepas dari kasus campur tangan gadget dan media sosial.
"Menurutku ini gak lepas dari campur tangan gadget dan socmed, ya, di mana kita tahu kalau anak-anak udah lihai berselancar di dunia maya, kita gak tahu tuh mereka mengakses apa," ujarnya.
"Padahal anak-anak kan belajar dari apa yang mereka lihat dan mereka dengar, nah, mungkin perilaku-perilaku pembullyan itu berasal dari tontonan atau hal yg mereka lihat dan dengar," tambah Hayinah.
Selain itu, Hayinah menambahkan bahwa orang tua perlu mengontrol anak agar anak bisa paham bahwa tidakan bullying itu salah.
"Selain itu, mungkin karena anak juga kan gabisa dikontrol 24/7 oleh orang tua, ya, kadang dia di sekolah, kadang main ke mana," jelas Hayinah.
Baca Juga: Mengapa Kesadaran akan Kesehatan Mental Itu Penting?
"Mungkin dari tempat-tempat yang ia kunjungi itu memberikan hal baru bagi mereka, dan mereka kan belum tahu mana yang benar dan salah, jadi, ya, mereka lakuin aja," ujar Hayinah ketika ditanya alasan anak melakukan tindakan bullying .
Nah, itulah gambaran mengenao perbedaan bullying dan bercanda menurut psikolog, Adjarian.
Coba Jawab! |
Apa perbedaan tujuan bullying dan bercanda? |
Petunjuk: Cek halaman 2. |
Tonton video ini, yuk!
Penulis | : | Atika Mayasari |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR