adjar.id - Di sini ada yang sudah pernah mendengar dongeng tentang kuda dan keledai?
Nah, kali ini kita akan menyimak satu dongeng berjudul "Kuda dan Keledai Si Pengangkut Rumput".
Sesuai dengan namanya, dongeng kali ini mengangkat tokoh hewan kuda dan keledai sebagai pemeran.
Dongeng "Kuda dan Keledai Si Pengangkut Rumput" ini menceritakan kisah seekor kuda dan seekor keledai yang bekerja sebagai tenaga angkut rumput seorang peternak.
Sehari-hari keduanya harus bekerja untuk mengangkut rumput dari ladang menuju peternakan, Adjarian.
Apa yang menarik dari dongeng ini?
Sang peternak berlaku tidak adil kepada keduanya, ditambah sifat kuda yang sombong dan suka mengejek.
Kita bisa memetik nilai moral dari dongeng ini setelah selesai membaca.
Penasaran dengan keseluruhan isi dongengnya? Simak selengkapnya di bawah ini, yuk!
Baca Juga: Dongeng sebelum Tidur, Legenda Keong Mas #MendongenguntukCerdas
Dongeng Kuda dan Keledai Si Pengangkut Rumput
Dahulu kala, hiduplah seorang peternak sapi yang mempunyai seekor kuda dan seekor keledai.
Kuda dan keledai bertugas membantu peternak mengangkut rumput dari ladang ke peternakan untuk makan sapi.
Karena sangat menyayangi kudanya, sang peternak pun berlaku tidak adil kepada keledai.
Ia membebankan lebih banyak karung rumput kepada keledai, yakni sebanyak lima karung rumput.
Sementara kuda hanya dibebankan satu karung saja, padahal kuda memiliki badan yang lebih besar.
Kuda pun senang sekali, bahkan mengejek dan menertawakan keledai.
"Bapak peternak memang lebih sayang denganku, kasihan sekali kamu keledai, harus membawa beban lima kali lebih berat dariku," ucap kuda sambil mengejek keledai.
"Tidak masalah, aku senang bisa membantu peternak, karena memang ini tugasku," jawab keledai sembari tersenyum ikhlas.
Baca Juga: 5 Judul Dongeng yang Terkenal di Indonesia #MendongenguntukCerdas
Hari demi hari mereka jalani tanpa henti, keledai pun mulai merasa lemas dan kelelahan.
Di suatu pagi yang cerah, keledai mendekati kuda sebelum berangkat untuk bertugas.
"Kuda, dapatkan kamu membantuku untuk hari ini saja? Aku merasa tak sanggup membawa beban yang berat. Badanku sakit semua," tanya keledai.
"Itu urusanmu! Kamu bilang ini sudah tugasmu dan senang bisa membantu peternak. Aku tidak peduli," jawab kuda dengan tegas.
"Tapi punggungku sakit, sudah tidak kuat, ditambah kakiku luka-luka. Aku mohon, sekali ini saja," jelas keledai dengan wajah yang penuh harap.
Kuda hanya tertawa.
Keduanya kembali bekerja dengan beban kerja seperti biasanya.
Sang keledai berusaha membawa beban berat, ia tetap ikhlas menjalani semampunya, meski berjalan lebih pelan daripada biasanya.
Melihat hal ini, kuda semakin bangga dengan kegagahannya dengan meledek keledai.
Baca Juga: 4 Manfaat Mendengarkan Dongeng sebelum Tidur #MendongenguntukCerdas
"Dasar hewan lemah! Begitu saja tidak bisa. Lihat aku! Gagahnya diriku, tak sepertimu,"
Pada akhirnya, keledai sudah tak kuat menahan sakit, tubuhnya semakin lemas. Ia terjatuh dan tergeletak tak sadarkan diri hingga akhirnya mati.
Mengetahui hal ini, sang peternak langsung menghampiri keledai dengan hati yang terkejut dan sangat sedih.
Ia merasa bersalah karena memberi beban yang lebih kepada keledai hingga harus kehilangan tenaga angkutnya.
Begitu pula dengan kuda yang harus kehilangan satu-satunya teman yang ia miliki.
Ia menyesali perbuatannya, hingga akhirnya kini harus bekerja sendirian dengan menanggung semua beban.
Nah, Adjarian, itulah dongeng "Kuda dan Keledai Si Pengangkut Rumput" yang bisa diambil nilai moralnya.
#MendongenguntukCerdas
Coba Jawab! |
Siapa yang diperlakukan tidak adil dalam dongeng "Kuda dan Keledai Si Pengangkut Rumput"? |
Petunjuk: Cek halaman 2. |
Saksikan video berikut ini, yuk!
Penulis | : | Jestica Anna |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR