adjar.id - Indonesia memiliki keragaman budaya yang luar biasa, salah satunya dalam hal pakaian adat.
Ada banyak pakaian adat di Indonesia, di antaranya adalah kebaya.
Kebaya merupakan pakaian adat yang digunakan oleh perempuan.
Saat peringatan Hari Kartini, kebaya sering kali dikenakan.
Selain itu, kebaya juga bisa digunakan dalam kehidupan sehari-hari atau dalam acara penting seperti pernikahan.
Kebaya sebenarnya merupakan pakaian adat orang Jawa. Namun, saat ini semua orang bisa mengenakan pakaian kebaya tanpa memandang suku.
Pada tahun 1940-an, Presiden Soekarno menentapkan kebaya sebagai pakaian nasional Indonesia.
Nah, sebenarnya seperti apa sejarah kebaya, ya?
Penasaran? Kita cari tahu, yuk!
Baca Juga: Daftar Pakaian Adat dan Rumah Adat dari 34 Provinsi di Indonesia
Sejarah Pakaian Kebaya
Kebaya berasal dari bahasa Arab, yaitu "abaya" yang memiliki arti pakaian.
Kebaya awalnya diyakini berasal dari budaya Tinghoa atau Tiongkok.
Menurut sejarah, kebaya bermula pada zaman Kerajaan Majapahit yang berdiri sekitar tahun 1293 sampai 1520.
Pakaian kebaya awalnya dipakai oleh para permaisuri dan selir raja.
Di masa itu, para permaisuri dan selir menutupi tubuh mereka dengan melilit kain yang disebut kemben.
Kemudian setelah agama Islam masuk ke Indonesia, perempuan mulai menyesuaikan dengan menutupi tubuhnya dengan kain tambahan yang sekarang kita kenal dengan nama kebaya.
O iya, kata kebaya sebenarnya sudah pernah dicatat oleh Gubernur Hindia Belanda yang bernama Thomas Stamford Raffles.
Kemudian catatan tersebut dibukukan pada tahun 1817 yang berjudul "History of Java".
Baca Juga: Jawab Soal Ide Pokok dari Teks ‘Keunikan Pakaian Adat Wanita Minangkabau’, Kelas 4 Tema 7
Pada abad kelima, pakaian kebaya ini dipakai menjadi pakaian kebesaran perempuan keraton Jawa, Adjarian.
Pada masa itu kebaya hanya dipakai oleh kaum bangsawan saja.
Kemudian seiring berjalannya waktu, pakaian kebaya juga dipakai oleh masyarakat biasa.
Saat itu, kebaya dipakai untuk mendeskripsikan tingkat sosial seseorang.
Kebaya juga memiliki makna dan nilai-nilai kehidupan bagi perempuan.
Seperti nilai kepatuhan, kehalusan, dan sikap perempuan yang harus serba lembut.
Saat masa penjajahan, kebaya juga digunakan oleh perempuan Belanda yang tinggal di Indonesia.
Pakaian kebaya umumnya digunakan ketika menghadiri agenda resmi.
Perempuan Belanda menjadikan pakaian kebaya sebagai identitas kasta.
Baca Juga: Pakaian Adat dari Berbagai Daerah di Indonesia, Kelas 3 Tema 7
Perilaku perempuan Belanda tersebut mengikuti perilaku perempuan keraton.
Di mana saat itu perempuan keraton memiliki derajat sosial yang lebih tinggi dibandingkan masyarakat biasa.
Kemudian setelah Indonesia merdeka, pakaian ini dijadikan sebagai identitas bangsa Indonesia.
Nah, itulah sejarah pakaian kebaya yang menjadi identitas bangsa Indonesia, Adjarian.
Apakah Adjarian juga sering mengenakan kebaya?
Tonton video ini, yuk!
Penulis | : | Atika Mayasari |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR