adjar.id – Tahukah Adjarian tentang makna, watak, dan aturan atau paugeran tembang macapat Pangkur?
Pangkur merupakan salah satu dari ke-11 jenis tembang macapat.
Nah, ke-11 tembang macapat ini di antaranya adalah maskumambang, Mijil, Sinom, Kinanthi, Asmarandana, Gambuh, Dhandhanggula, Durma, Pangkur, Megatruh, dan Pocung.
Bagi masyarakat Jawa, macapat bukan hanya kesenian daerah, tetapi juga sebuah wadah yang berfungsi untuk member nasihat, amanat, dan alat pendidikan.
Karenanya, tiap-tiap jenis macapat mengandung nilai moral dan makna falsafah tersendiri, termasuk macapat yang akan kita bahas kali ini, yaitu Pangkur.
O iya, selain nilai moral, setiap tembang macapat juga memiliki watak dan aturan yang membuatnya berbeda satu sama lain.
Nah, pada kesempatan kali ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang tembang macapat Pangkur.
Langsung saja kita simak bersama, yuk!
Makna Tembang Macapat Pangkur
Baca Juga: Tembang Macapat Dhandhanggula: Makna, Watak, dan Aturan atau Paugeran
“Setiap tembang macapat memiliki nilai moral dan makna falsafah tersendiri.”
Sesuai dengan judulnya, tembang Pangkur berasal dari kata “pangkur” yang berarti “mungkur” atau “mundur”.
Apa yang dimaksud dengan “mundur” di dalam tembang Pangkur?
Mungkur atau mundur di sini diartikan bahwa manusia memiliki fase mundur dari segala hiruk pikuk duniawi dan beralih ke kehidupan spiritual.
Gambaran filosofi tembang ini adalah ketika manusia secara perlahan akan menyadari bahwa dirinya sudah semakin sepuh atau tua, organ di dalam tubuh pun sudah mulai rapuh.
Hal tersebut tampak seperti pertanda untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan dan meninggalkan sifat duniawi.
O iya, selain pengertian di atas, tembang Pangkur juga memiliki arti lain, lo.
Pangkur juga diyakini berasal dari kata “punggawa” dalam golongan kependetaan. Arti ini seringkali termuat dalam piagam bahasa Jawa kuno.
Watak Tembang Pangkur
Baca Juga: Tembang Macapat Sinom: Pengertian, Watak, serta Aturan atau Pangeuran
“Tembang Pangkur berarti mundur atau menanggalkan diri dari sifat duniawi.”
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, setiap jenis macapat memiliki watak masing-masing sebagai pembeda antara satu jenis dengan yang lainnya.
Nah, watak tembang Pangkur sendiri adalah kuat, ketulusan hati, gagah, serta yakin untuk mengubah diri ke arah yang lebih baik.
Tembang satu ini banyak digunakan untuk tembang-tembang bernuansa nasihat, cinta kepada Tuhan, pertemanan, pendidikan, hingga kesehatan.
“Pangkur berwatak kuat, ketulusan hati, gagah, dan yakin untuk mengubah diri kea rah yang lebih baik.”
Aturan atau Paugeran Tembang Pangkur
Terakhir, kita akan membahas aturan atau paugeran tembang Pangkur, Adjarian. Aturan ini berupa guru gatra (baris), guru wilangan (suku kata), dan guru lagu (vokal).
1. Guru Gatra
Tembang Pangkur memiliki delapan guru gatra. Artinya, setiap bait Pangkur terdiri dari delapan baris, Adjarian.
2. Guru Wilangan
Baca Juga: Tembang Gambuh: Pengertian, Watak, Karakter, dan Aturan atau Paugeran
Guru wilangan tembang Pangkur adalah 8, 11, 8, 7, 12, 8, 8.
Artinya, baris pertama tembang Pangkur memiliki delapan suku kata, bari kedua terdiri dari 11 suku kata, begitu seterusnya hingga baris ke-8 yang memiliki delapan suku kata.
3. Guru Lagu
Guru lagu tembang Pangkur adalah a, i, u, a, u, a, i.
Berarti, pada baris pertama tembang ini berakhir dengan huruf vokal “a”, baris kedua berakhir dengan huruf vokal “i”, begitu seterusnya hingga baris kedelapan yang berakhir di huruf vokal “i”.
Adjarian, itulah makna, watak, dan aturan atau paugeran tembang macapat Pangkur yang wajib kita ketahui dan pelajari.
Coba kerjakan soal di bawah ini, yuk!
Pertanyaan |
Apa makna tembang macapat Pangkur? |
Petunjuk: Cek halaman 2. |
Penulis | : | Jestica Anna |
Editor | : | Aisha Amira |
KOMENTAR