adjar.id – Sudah tahu jenis-jenis siklus hidrologi?
Secara alami, air di Bumi selalu bergerak sampi terbentuk daur atau siklus hidrologi, Adjarian.
Selama dalam perjalanan siklus tersebut, air tidak pernah berhenti, hanya akan bertahan sementara dalam berbagai bentuk dan tempat.
Sehingga air tersebut bisa dimanfaat oleh manusia untuk berbagai keperluan hidupnya.
Nah, kali ini kita akan membahas mengenai berbagai jenis siklus hidrologi berdasarkan lama peredaran air yang menjadi materi geografi kelas 10 SMA.
Siklus hidrologi adalah sebuah penggambaran pergerakana air dari atmosfer bumi sampai kembali ke atmosfer lagi.
Siklus hidrologi inilah yang membuat jumlah air di bumi selalu sama dengan jumlah mencapai 1,38 miliah km3, Adjarian.
Yuk, kita simak penjelasan mengenai jenis-jenis siklus hidrologi berikut ini!
“Pemanasan air laut karena sinar matahari menjadi kunci awal dari berjalannya proses siklus hidrologi.”
Baca Juga: Sifat-Sifat Air Laut
Jenis-Jenis Siklus Hidrologi
Adjarian, dalam perjalanan siklus hidrologi, air ada yang tertahan di berbagai tubuh perairan dan ada juga yang langsung kembali masuk ke siklus hidrologi.
Nah, berdasarkan lama peredaran airnya, siklus hidrologi terbagi menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Siklus Pendek
Siklus pendek adalah suatu proses peredaran air dengan jangka waktu yang relatif cepat dan biasanya sering terjadi di laut.
Proses siklus hidrologi pendek bermuka dari air laut yang mengalami penguapan atau evaporasi yang disebabkan oleh panas dari sinar matahari.
Uap air dari evaporasi inilah yang kemudian naik ke atas sampai pada ketinggian tertentu dan mengalami kondensasi sehinga terbentuklah awan.
Lalu, awan semakin lama akan semakin besar sehingga turunnya hujan di atas laut tersebut.
“Air hujan yang turun ini akan kembali menjadi air laut yang akan mengalami evaporasi lagi.”
Baca Juga: Kumpulan Soal dan Jawaban serta Pembahasan Seputar Hidrosfer
2. Siklus Sedang
Siklus sedang terjadi saat air laut menglami evaporasi menuju atmosfer dalam bentuk uang air yang disebabkan oleh panas matahari.
Nah, angin yang bertiup kemudian membawa uap air laut ke arah daratan, Adjarian.
Pada ketinggian tertentu, uap air yang berasal dari evaporasi air laut, sungai, dan danau akan terkumpul semakin banyak di udara.
Hingga uap air menjadi jenuh dan mengalami kondensasi, kemudian berubah menjadi hujan.
Air hujan yang kemudian jatuh ke daratan selanjutnya akan mengalir ke selokan, sungai, danau, dan kembali lagi ke laut.
3. Siklus Panjang
Panas sinar matahari menyebabkan terjadinya evaporasi di laut.
“Siklus hidrologi berawal dari adanya panas sinar matahari yang menyebabkan air mengalami evaporasi atau penguapan.”
Baca Juga: Pengaruh Air Sungai terhadap Kehidupan Manusia dan Pola Alirannya
Angin kemudian membawa uap air laut ke arah daratan dan bergabung bersama dengan uap air yang berasal dari sungai, danau, dan tubuh perairan lainnya.
O iya, tidak lupa juga hasil transpirasi dari tumbuhan yang ikut bergabung dengan uap air tersebut.
Kemudian, uap air tersebut berubah menjadi awan dan turun sebagai hujan atau presipitasi.
Nah, air hujan yang jatuh, sebagian akan meresap ke dalam tanah atau mengalami infiltrasi menjadi air tanah.
Proses presipitasi juga terkadang tidak selalu berbentuk hujan, ada yang berbentuk es atau salju.
Sementara itu, sebagian air hujan lainnya akan diserap oleh tumbuhan dan sebagian lainnya akan mengalir di permukaan tanah menuju sungai, parit, danau, dan kembali ke laut.
Air tanah disebut juga dengan perkolasi dan berakhir menuju ke laut juga atau bisa muncul di permukaan menjadi mata air.
Nah, itulah Adjarian, jenis-jenis siklus hidrologi yang terbagi menjadi tiga jenis berdasarkan lama peredaran airnya.
Sekarang jawab pertanyaan berikut ini, yuk!
Pertanyaan |
Apa yang dimaksud dengan siklus pendek? |
Petunjuk: Cek halaman 2. |
Penulis | : | Nabil Adlani |
Editor | : | Aisha Amira |
KOMENTAR