adjar.id - Tahukah Adjarian apa yang dimaksud dengan fenomena hari tanpa bayangan?
Saat berada di luar rumah, kita bisa melihat bayangan kita sendiri.
Kita juga bisa melihat bayangan benda-benda lain.
Bayangan tercipta karena ada cahaya yang terhalang oleh suatu benda.
Cahaya biasanya merambat secara lurus, Adjarian. Jika terhalang, maka akan tercipta bayangan dari benda yang menghalangi cahaya tersebut.
Misalnya, cahaya matahari terhalang oleh tubuh kita, maka akan terbentuk bayangan tubuh.
Namun, ada kalanya tidak ada bayangan yang muncul, Adjarian.
Nah, fenomena tersebut disebut sebagai hari tanpa bayangan.
Yuk, kita cari tahu lebih banyak tentang fenomena hari tanpa bayangan.
Baca Juga: Apakah Matahari Berputar?
Apa Itu Hari Tanpa Bayangan?
Menurut BMKG atau Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, hari tanpa bayangan merupakan fenomena kulminasi.
Dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kulminasi adalah puncak tertinggi atau tingkatan tertinggi.
Kulminasi juga diartikan sebagai titik tertinggi yang dicapai suatu benda langit dalam peredaran (semunya) mengelilingi bumi (seperti matahari mencapai titik kulminasi pukul 12.00).
Nah, dalam hal ini yang dimaksud dengan kulminasi adalah fenomena ketika matahari berada tepat di garis khatulistiwa, Adjarian.
Posisi tersebut membuat benda-benda tegak lurus dengan matahari.
Akibatnya, bayangannya pun menumpuk dengan benda-benda tersebut, sehingga seolah-olah tidak mempunyai bayangan.
O iya, hari tanpa bayangan merupakan fenomena yang langka, lo.
Sebab, fenomena tersebut hanya terjadi di negara yang dilalui oleh garis khatulistiwa.
Baca Juga: Apa Itu Gerhana Matahari dan Seperti Apa Proses Terjadinya Gerhana Matahari?
Garis khatulistiwa melintang pada nol derajat.
Khatulistiwa merupakan garis khayal keliling bumi yang membagi bumi menjadi dua belahan yang sama, yaitu belahan bumi utara dan belahan bumi selatan.
Kapan Fenomena Kulminasi Terjadi?
Dalam setahun, fenomena kulminasi terjadi sebanyak dua kali, Adjarian.
Menariknya, fenomena tersebut dapat diperhitungkan kapan akan terjadi, lo.
Terjadinya fenomena tersebut di antaranya bergantung pada posisi suatu wilayah terhadap garis khatulistiwa berdasarkan garis lintang.
Nah, biasanya kulminasi terjadi sekitar bulan Maret dan juga September.
Bagaimana Sejarah Hari Tanpa Bayangan?
Setelah menyimak apa itu hari tanpa bayangan, Adjarian mungkin ada yang penasaran tentang sejarahnya.
Baca Juga: Mengenal Apa Itu Gerhana dan Jenis-Jenis Gerhana
Hari tanpa bayangan rupanya ditemukan oleh seorang ilmuwan dari Yunani yang bernama Erasthothenes.
O iya, ilmuwan tersebut jugalah yang menemukan ukuran bumi, lo.
Suatu hari, Erasthothenes mengamati sumur di Syene yang mana sekarang dikenal sebagai Aswan, Mesir.
Di sana ada sumur yang unik karena pada tengah hari di suatu hari di antara tanggal 20-22 Juni, matahari bisa menerangi seluruh isi sumur tanpa menciptakan bayangan.
Itu merupakan kejadian yang unik karena biasanya cahaya matahari agak miring dan menciptakan bayangan.
Peristiwa tersebut kemudian membuat Erasthothenes terinspirasi untuk mengukur proyeksi bayangan matahari di wilayah Syene serta Alexandria.
Nah, jadi, selain menemukan ukuran Bumi, Erasthothenes juga berhasil menemukan gerak semu matahari.
Gerak semu matahari sendiri merupakan penyebab terjadinya hari tanpa bayangan, Adjarian.
Nah, itulah yang dimaksud dengan hari tanpa bayangan dan sejarahnya.
Baca Juga: Mengenal Apa Itu Gerhana Matahari Cincin dan Penyebab Terjadinya
#AkuBacaAkuTahu
Tonton video ini, yuk!
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Rahwiku Mahanani |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR