Menariknya, fenomena tersebut dapat diperhitungkan kapan akan terjadi, lo.
Terjadinya fenomena tersebut di antaranya bergantung pada posisi suatu wilayah terhadap garis khatulistiwa berdasarkan garis lintang.
Nah, biasanya kulminasi terjadi sekitar bulan Maret dan juga September.
Bagaimana Sejarah Hari Tanpa Bayangan?
Setelah menyimak apa itu hari tanpa bayangan, Adjarian mungkin ada yang penasaran tentang sejarahnya.
Baca Juga: Mengenal Apa Itu Gerhana dan Jenis-Jenis Gerhana
Hari tanpa bayangan rupanya ditemukan oleh seorang ilmuwan dari Yunani yang bernama Erasthothenes.
O iya, ilmuwan tersebut jugalah yang menemukan ukuran bumi, lo.
Suatu hari, Erasthothenes mengamati sumur di Syene yang mana sekarang dikenal sebagai Aswan, Mesir.
Di sana ada sumur yang unik karena pada tengah hari di suatu hari di antara tanggal 20-22 Juni, matahari bisa menerangi seluruh isi sumur tanpa menciptakan bayangan.
Itu merupakan kejadian yang unik karena biasanya cahaya matahari agak miring dan menciptakan bayangan.
Peristiwa tersebut kemudian membuat Erasthothenes terinspirasi untuk mengukur proyeksi bayangan matahari di wilayah Syene serta Alexandria.
Nah, jadi, selain menemukan ukuran Bumi, Erasthothenes juga berhasil menemukan gerak semu matahari.
Gerak semu matahari sendiri merupakan penyebab terjadinya hari tanpa bayangan, Adjarian.
Nah, itulah yang dimaksud dengan hari tanpa bayangan dan sejarahnya.
Baca Juga: Mengenal Apa Itu Gerhana Matahari Cincin dan Penyebab Terjadinya
#AkuBacaAkuTahu
Tonton video ini, yuk!
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Rahwiku Mahanani |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR