adjar.id – Dalam sebuah ilmu geografi, terdapat jenis konsep wilayah yang ditinjau dari berbagai aspek.
Terkadang banyak istilah yang hampir sama dengan wilayah, seperti lokasi, daerah, atau kawasan.
Padahal ternyata, istilah-istilah tersebut sangat berbeda dengan wilayah, Adjarian.
Nah, kali ini kita akan membahas mengenai berbagai konsep wilayah dalam ilmu geografi yang menjadi materi geografi kelas 12 SMA.
O iya, wilayah itu sendiri adalah suatu tempat di permukaan bumi yang memiliki karakteristik tertentu yang kas, yang membedekan dari wilayah-wilayah lain di sekitarnya.
Karakter terpenting yang harus dimiliki sebagai suatu wilayah, yaitu terdapatnya homogenitas tertentu yang khas.
Karakteristik yang khas ini bisa berupa aspek fisis atau alam serta aspek kultural atau budaya dan manusianya.
Yuk, kita cari tahu jenis konsep wilayah berikut ini!
“Suatu wilayah merupakan kesatuan ekosistem yang terdiri atas komponen biotik dan abiotik.”
Baca Juga: Kumpulan Soal SBMPTN, Konsep Wilayah dan Perwilayahan beserta Jawaban dan Pembahasan
Jenis Konsep Wilayah
Berikut ini beberapa konsep wilayah yang terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
1. Wilayah Formal
Wilayah formal atau wilayah uniform adalah suatu wilayah yang dibentuk oleh adanya kesamaan kenampakan atau homogenitas.
Misalnya kenampakan kesamaan dalamn fisik muka bumi, vegetasi, iklim, tanah, bentuk lahan, dan penggunaan lahan yang ada di dalam wilayah tersebut.
Wilayah formal lebih bersifat statis, misalnya lembah sungai yang dicirikan oleh daerah alirannya.
Sifat wilayah formal yang statis membuat wilayah inti atau core region tersebut bukanlah merupakan pusat yang bisa menimbulkan interaksi di dalamnya menjadi dinamis,
Tetapi wilayah ini ini hanya jantung wilayah yang pertama kali akan mengalami perkembangan, Adjarian.
“Dalam konsep wilayah formal yang dipentingkan adalah inti wilayah sehingga memunculkan istilah wilayah inti.”
Baca Juga: Zona Interaksi Wilayah Desa dan Kota dalam Ilmu Geografi
Wilayah formal merupakan wilayah yang didasarkan pada gejala atau objek yang ada di tempat tersebut, baik bersifat fisikal, seperti kemiringan lereng, flora, fauna, dan lain sebagainya.
Maupun pada objek atau gejala yang bersifat sosial seperti pendidikan, tingkat ekonomi, mata pencaharian, dan tingkat pendapatan.
O iya, penamaan wilayah formal juga bisa didasarkan pada objek atau gejala yang bersifat budaya seperti wilayah suku terasing, wilayah pedesaan, dan wilayah perkotaan.
Jadi, secara umum wilayah formal ini mudah dikenali dengan nama yang terpampang di jalan atau melihat objek yang ada ditempat itu, misalnya tanaman, gunung, bukit, dan lainnya.
2. Wilayah Fungsional
Dalam konsep wilayah fungsional tercermin adanya suatu pola keragaman dalam suatu wilayah.
Nah, di dalam batas-batas tertentu, terbentuk suatu kesatuan hubungan dan pola kebergantungan yang biasanya terkontrol oleh sebuah titik pusat.
Titik pusat ini merupakan wilayah yang penekannya pada sebuah hubungan yang fungsional.
“Wilayah formal bisa diketahui dengan melihat beberapa objek di tempat tersebut contohnya bukit, tanaman, gunung, dan lainnya.”
Baca Juga: Faktor yang Memengaruhi Perbedaan Struktur Desa dalam Geografi
Maka dari itu, wilayah seperti ini dinamakan sebagai wilayah fungsional atau region nodal.
Sifat dari wilayah ini yaitu dinamis, karena ditandai oleh adanya gerakan dari dan ke pusat.
Pusat dari suatu wilayah fungsional disebut dengan node, di mana node bisa menarik daerah sekitarnya sehingga tercipta suatu interaksi maksimal.
Contoh sederhana dari wilayah fungsional adalah masyarat tradisional atau perindustrian yang bisa memenuhi kebutuhannya secara mandiri.
Pada skala besar, contoh wilayah nodal adalah ibukota dan kota-kota besar yang menjadi pusat interaksi antara daerah yang satu dengan daerah lain.
Hal ini terjadi karena pada kota besar terjadi aktivitas yang terorganisasi dan dinamis, Adjarian.
Nah, itulah Adjarian, jenis konsep wilayah dalam ilmu geografi yang terbagi menjadi wilayah formal dan wilayah fungsional.
Yuk, sekarang jawab soal berikut ini!
Pertanyaan |
Mengapa wilayah formal bersifat statis? |
Petunjuk: Cek halaman 2. |
Penulis | : | Nabil Adlani |
Editor | : | Aisha Amira |
KOMENTAR