2. Wilayah Fungsional
Dalam konsep wilayah fungsional tercermin adanya suatu pola keragaman dalam suatu wilayah.
Nah, di dalam batas-batas tertentu, terbentuk suatu kesatuan hubungan dan pola kebergantungan yang biasanya terkontrol oleh sebuah titik pusat.
Titik pusat ini merupakan wilayah yang penekannya pada sebuah hubungan yang fungsional.
“Wilayah formal bisa diketahui dengan melihat beberapa objek di tempat tersebut contohnya bukit, tanaman, gunung, dan lainnya.”
Baca Juga: Faktor yang Memengaruhi Perbedaan Struktur Desa dalam Geografi
Maka dari itu, wilayah seperti ini dinamakan sebagai wilayah fungsional atau region nodal.
Sifat dari wilayah ini yaitu dinamis, karena ditandai oleh adanya gerakan dari dan ke pusat.
Pusat dari suatu wilayah fungsional disebut dengan node, di mana node bisa menarik daerah sekitarnya sehingga tercipta suatu interaksi maksimal.
Contoh sederhana dari wilayah fungsional adalah masyarat tradisional atau perindustrian yang bisa memenuhi kebutuhannya secara mandiri.
Pada skala besar, contoh wilayah nodal adalah ibukota dan kota-kota besar yang menjadi pusat interaksi antara daerah yang satu dengan daerah lain.
Hal ini terjadi karena pada kota besar terjadi aktivitas yang terorganisasi dan dinamis, Adjarian.
Nah, itulah Adjarian, jenis konsep wilayah dalam ilmu geografi yang terbagi menjadi wilayah formal dan wilayah fungsional.
Yuk, sekarang jawab soal berikut ini!
Pertanyaan |
Mengapa wilayah formal bersifat statis? |
Petunjuk: Cek halaman 2. |
Penulis | : | Nabil Adlani |
Editor | : | Aisha Amira |
KOMENTAR