Nah, akibat kondensasi ini maka terjadilah awan cumulus atau cumulunimbus.
Jika penguapan tersebut bertambah besar, awan yang berbentuk juga akan semakin tinggi.
Pada batas tertentu terjadinya turun hujan mendadak atau bisa disertai dengan adanya petir.
O iya, proses hujan zenithal ini banyak terjadi di daerah khatulistiwa dan pada musim panas di daerah sedang.
“Massa udara panas yang membumbung ke atas akan menciptakan hujan zenithal karena massa udara tersebut mengandung uap air.”
Baca Juga: Tampak Bersih, Apakah Air Hujan Boleh Diminum setelah Dimasak? #AkuBacaAkuTahu
3. Hujan Frontal
Hujan frontal terjadi sebagai akibat pertemuan antara dua massa udara yang berbeda suhunya, yaitu yang satu panas dan yang lainnya dingin.
Massa udara yang panas dan mengandung uap air akan bergerak naik seperti menaiki lereng di atas massa udara yang dingin.
Nah, udara dingin yang berada di bagian bawah seperti merundung menyusup di bawah udara panas.
Pertemuan antara udara panas yang membawa uang air ini tentu saja sangat terpengaruh.
Uap air yang dibawa mengalami pengembukanan akibat diturunkan suhunya oleh udara dingin, Adjarian.
Penulis | : | Nabil Adlani |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR