Lulu pulang ke rumahnya yang ada di jalan Sekar Kemuning Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon, dengan wajah cemberut.
“Kok kamu pulang sekolah malah cemberut, Sayang? Ada apa?” tanya Mama keheranan.
“Aku kesal, Ma. Hari Sabtu nanti sekolah akan mengadakan pameran batik. Lalu semua siswa akan diminta memakai baju batik,” jawab Lulu.
“Wah, bagus dong kalau begitu,” sahut Kak Naila yang baru muncul dari dapur. Kak Naila adalak kakak Lulu yang sudah kuliah. Hari ini Kak Naila tidak ada jadwal kuliah.
“Batik itu kan khas Indonesia. Kalau kita senang memakai batik artinya kita senang melestarikan budaya Indonesia,” lanjut Kak Naila.
Tapi Lulu masih saja cemberut. Rupanya Lulu tidak suka memakai batik. Menurut pikirannya batik itu hanya dikenakan oleh orang dewasa. Anak-anak seusianya tidak cocok memakai batik.
“Begini saja,” usul Mama. “Bagaimana kalau nanti sore kita berwisata batik ke Trusmi?”
Baca Juga: Jawab Soal Makna Semboyan Bhinneka Tunggal Ika, Kelas 6 Tema 9
“Wisata batik?” tanya Lulu keheranan.
“Wah, itu ide yang bagus. Aku juga mau beli batik, ya Ma,” ujar Kak Naila bersemangat.
Mama tersenyum dan mengangguk. “Tentu. Kita pergi bertiga nanti.”
Sorenya, Lulu pergi bersama Mama dan Kak Naila ke Desa Trusmi di Plered, Cirebon. Mereka bertiga pergi dengan menggunakan alat angkutan perkotaan. Di Trusmi memang terdapat banyak toko yang menjual berbagai jenis batik.
Penulis | : | Aldita Prafitasari |
Editor | : | Aisha Amira |
KOMENTAR