Bahasa Melayu ini juga menjadi dasar dari bahasa Indonesia, sehingga bahasa ini mudah berbaur dengan bahasa Indonesia yang memiliki banyak kesamaan.
Bahasa melayu dengan dialek Jakarta sudah mulai digunakan masyarakat Jakarta sejak abad ke-10.
Nah, pembeda dari bahasa Melayu ini dengan bahasa Indonesia yaitu pengucapan bunyi a menjadi e, misalnya kata apa diucapkan menjadi ape.
Hal ini bisa terjadi karena adanya pengaruh dari bahasa Tiongkok, Jawa, Sunda, dan Arab di Jakarta pada saat itu.
O iya, dalam pengaruhnya terhadap bahasa Betawi, ada dua suku yang berperan yaitu Melayu dan Makassar.
Suku Melayu pada zaman dahulu banyak berada di daerah Kebayoran dan sekitarnya serta sering menggunakan huruf e di ujung kata saat berbicara.
Sementara suku Makassar memberikan pengaruh berupa aksen bahasa yang menggertak dan cepat.
Baca Juga: Kosakata Bahasa Betawi dalam Kehidupan Sehari-hari
Suku Makassar pada saat itu mendiai wilayah Cilincing, Sukapura, Marunda, Warakas, dan sekitarnya.
Bahasa Melayu dengan dialek Betawi kemudian dikenal dengan sebutan bahasa Betawi, Adjarian.
Bahasa ini menjadi ciri khas dari orang Betawi dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Betawi.
Perkembangan Bahasa Betawi
Penulis | : | Nabil Adlani |
Editor | : | Aisha Amira |
KOMENTAR