Sistem feodalisme pada pemerintahan Kerajaan Mataram menempatkan istri, sebagai lambang status seorang pria.
Kedua, kedatangan agama Islam yang menimbulkan banyak perbedaan perspektif mengenai perempuan dalam Islam.
Ketiga adalah faktor pernikahan. Pada masa itu, banyak terjadi pernikahan yang dilakukan secara paksa.
Semenjak saat itu, timbul tradisi yang terus mengekang kaum peremuan.
Atas adanya kekangan terhadap kaum perempuan, hal ini meningkatkan tekad Dewi Sartika untuk melakukan emansipasi perempuan.
Baca Juga: Sejarah Pertempuran 10 November yang Diperingati Sebagai Hari Pahlawan
Ia kemudian memiliki keinginan untuk mendirikan sekolah khusus perempuan.
Pada 1902 silam, Dewi Sartika kembali ke Bandung, ia pun menyayangkan kehidupan di Cicalengka yang dianggap tidak memberi kemajuan untuk cita-cita mulianya.
Hal ini pun menimbulkan keberanian bagi Dewi Sartika untuk bertemu dengan Bupati Bandung, untuk meminta izin mendirikan sekolah bagi khusus perempuan.
Bupati Bandung pun menyetujui permintaannya, dengan syarat sekolah tersebut didirikan di Pendopo Kabupaten Bandung.
Pada 16 Januari 1904, sekolah pertama milik Dewi Sartika diberi nama Sakola Istri resmi didirikan.
Di dalam sekolah tersebut, ia memiliki jabatan sebagai tenaga pendidik yang bertujuan untuk mengajarkan perempuan membaca, menulis, berhitung, serta keterampilan lainnya.
Nah Adjarian, itulah sejarah perjuangan Dewi Sartika yang berhasil mendirikan sekolah pertama untuk perempuan di Indonesia, ya!
Saksikan video di bawah ini juga, yuk!
Penulis | : | Jestica Anna |
Editor | : | Aisha Amira |
KOMENTAR