adjar.id - Apakah Adjarian pernah menyantap kol goreng? Atau justru sering mengonsumsinya?
Kol goreng biasanya bisa kita jumpai di warung makan yang menyediakan menu ayam geprek atau ayam penyet.
Yap, kol mentah memang biasa dijadikan lalap di Indonesia.
Namun, tidak jarang warung yang menyediakan kol versi sudah digoreng, Adjarian.
Baca Juga: 3 Dampak Buruk Mengonsumsi Kentang Goreng secara Berlebihan
Kol goreng memang memiliki rasa yang enak.
Makanya tidak heran kalau banyak yang menyukainya.
Sayangnya mengonsumsi kol goreng terlalu banyak disebut-sebut bisa memicu sejumlah penyakit kronis, Adjarian.
Benarkah demikian? Apa saja dampak buruk banyak mengonsumsi kol goreng, ya?
Dampak Buruk Terlalu Banyak Makan Kol Goreng
1. Menambah Jumlah Kalori
Kol adalah salah satu jenis sayuran yang rendah kalori, Adjarian.
Setengah bonggol kol mentah seberat 100 gram bahkan hanya mengandung 22 kalori.
Hal ini karena sekitar 92 persen dari seluruh bobot kol adalah air.
Nah, kalori kol goreng lebih tinggi karena adanya kalori ekstra dari minyak. Saat digoreng, kol juga menyerap banyak minyak.
Baca Juga: Pikir Ulang sebelum Mengonsumsinya, Ini 5 Dampak Konsumsi Susu Kental Manis secara Berlebihan
2. Merusak Kandungan Nutrisi
Kol sangat kaya akan nutrisi, seperti protein, lemak, dan karbohidrat.
Sayuran ini juga kaya akan serat, vitamin C, K, dan B kompleks, serta mineral seperti kalsium, fosfor, dan mangan.
Sayangnya, proses menggoreng dengan suhu tinggi bisa merusak nutrisi kol.
Mengukus, merebus, dan menumis adalah cara masak yang lebih baik untuk menjaga nutrisi sayuran, termasuk kol.
3. Meningkatkan Risiko Penyakit Jantung dan Stroke
Walaupun enak, kol goreng ternayata bukan makanan yang baik untuk jantung.
Saat dipanaskan melampaui titik asapnya, struktur kimia minyak akan berubah, Adjarian.
Pengolahan berulang dengan minyak yang sama juga dapat mengubah minyak menjadi lemak trans.
Lemak trans adalah lemak jahat yang bisa meningkatkan kolesterol jahat dan memicu pembentukan plak pada pembuluh darah.
Lama kelamaan plak ini bisa menghambat aliran darah sehingga menyebabkan stroke, penyakit jantung, dan serangan jantung.
Baca Juga: Apa Itu Angin Duduk?
4. Meningkatkan Risiko Kanker
Kol memiliki senyawa antikanker yang disebut sulphoraphane. Sulphoraphane bekerja dengan menghambat enzim histone deacetylase.
Enzim ini berperan dalam perkembangan berbagai jenis kanker, termasuk kanker kulit, pankreas, dan prostat.
Sayangnya, proses pengolahan kol goreng justru menyebabkan pembentukan senyawa acrylamide yang bersifat karsinogenik yang dapat memicu kanker.
Acrylamide memiliki peran dalam perkembangan kanker rahim, ovarium, paru-paru, ginjal, dan kerongkongan.
Cita rasa kol yang digoreng memang semakin mantap, tapi sayangnya itu membuat manfaat dan nutrisinya menurun, Adjarian.
(Penulis: Sarah Nafisah, Rahwiku)
Tonton video ini, yuk!
Penulis | : | Rahwiku Mahanani |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR