adjar.id - Apakah Adjarian tahu, nama tari tradisional asal kota Surakarta?
Salah satu tari tradisional khas Jawa Tengah ini adalah Tari Gambyong.
Tari Gambyong merupakan tari Jawa klasik yang berasal dari Surakarta.
Umumnya, Tari Gambyong akan ditampilkan di dalam sebuah pertunjukkan tari atau saat acara penyambutan tamu penting.
Nah, Gembyong bukanlah terdiri dari satu tarian saja, lo.
Baca Juga: Unsur-Unsur Pendukung Seni Tari
Tari Gambyong terdiri dari bermacam-macam koreografi, salah satu tari yang paling dikenal adalah Gambyong Pareanom dan Tari Gambyong Pangkur.
Akan tetapi, kedua tarian tersebut memiliki dasar gerakan yang sama, yaitu gerakan tarian tayub/tlèdhèk.
Sekarang, yuk, kita simak informasi lengkap bagaimana sejarah, gerakan, penggunaan, dan ciri khusus Tari Gambyong berikut ini!
Sejarah Tari Gambyong
Pada masa pemerintahan Pakubuwana IV dan V, terdapat kitab tertulis serat Centhini yang menyebutkan adanya Gambyong yang dikenal dengan nama Tari Tlèdhèk.
Sedangkan, pada masa pemerintahan Pakubuwana IX (1861-1893), seorang penata tari yang bernama K.R.M.T. Wreksadiningrat, mulai mengembangkan tarian rakyat ini.
O iya, tujuan dikembangkannya tarian ini agar pantas untuk ditampilkan didepan bangsawan dan juga priyayi, ya.
Baca Juga: Jenis-Jenis Tari Kreasi di Indonesia
Tarian rakyat yang sudah dikembangkan ini, umumnya akan ditampilkan di hadapan para tamu penting Istana Mangkunegaran.
Pada tahun 1950 silam, Nyi Bei Mintoraras, yang berprofesi sebagai pelatih tari dari Istana Mangkunegaran mengenalkan tarian Gambyong sebagai Gambyong Paraeanom.
Gambyong Pareanom adalah seni Tari Gambyong yang sudah dibentuk menjadi lebih baku.
Setelah itu, tarian ini mulai disukai oleh banyak masyarakat, sehingga melahirkan versi lain yang kemudian dikembangkan guna konsumsi masyarakat luas, ya.
Gerak Tari Gambyong
Gerakan Tari Gambyong secara umum terdiri dari tiga bagian, ya, Adjarian.
Tiga bagian tersebut adalah awal, isi, dan akhir atau dikenal dengan istilah maju beksan, beksan, dan mundur beksan.
Tari Gambyong juga memusatkan seluruh tariannya pada gerak kaki, lengan, tubuh, dan juga kepala, ya.
Baca Juga: Mengenal Tokoh Tari Bagong Kussudiardja
Gerakan kepala dan juga tangan yang terkonsep adalah salah satu ciri khas utama dari Tari Gambyong, lo.
Selain itu, pandangan mata akan selalu mengiringi setiap gerak tangannya dengan cara memandang arah jari-jari tangan.
Nah, gerakan Tari Gambyong akan semakin indah karena diikuti oleh gerakan kaki yang begitu harmonis dan seirama.
Penggunaan Tari Gambyong
Pada awalnya, Tari Gambyong digunakan sebagai salah satu bagian dari upacara ritual pertanian.
Upacara ritual tersebut bertujuan untuk meminta kesuburan padi dan mendapatkan panen yang melimpah.
Nah, Dewi Padi atau Dewi Sri digambarkan sebagai penari yang sedang menari, hingga sebelum pihak Keraton Mangkunegara menata ulang dan membakukan struktur gerakannya.
O iya, awalnya, Tari Gambyong milik rakyat, lo.
Hingga seiring berjalannya waktu, Tari Gambyong digunakan untuk menyambut tamu dan acara penting lainnya.
Baca Juga: Pengertian, Fungsi, dan Unsur dalam Seni Tari
Ciri Khusus Tari Gambyong
Para penari Tari Gambyong menggunakan pakaian yang berwarna kuning dan hijau yang melambangkan kemakmuran dan juga kesuburan.
Sebelum penampilan menari dimulai, acara akan dimulai dengan Gendhing Pangkur.
Teknik gerak, irama iringan tari, dan pola gendangnya mampu menampilkan karakter tari yang luwes, kenes, kewes, dan tregel.
Nah Adjarian, itulah sejarah Tari Gambyong, gerak, penggunaan, serta ciri khususnya, ya!
Jangan lupa untuk tonton video ini, ya!
Penulis | : | Aldita Prafitasari |
Editor | : | Aisha Amira |
KOMENTAR