adjar.id - Kesaradan akan kesehatan mental itu sangat penting. Tahukah Adjarian alasannya?
Mengenal dan memahami kesehatan mental tidak kalah penting dengan kesehatan fisik, Adjarian.
Sebab, kita sebagai manusia tidak hanya dikaruniai fisik, tapi juga psikis.
Fisik merupakan kata lain dari raga, tubuh, atau badan. Bentuk fisik ini, khususnya bagian luar tubuh dapat kita lihat secara langsung.
Baca Juga: Cara Menyalurkan Emosi secara Sehat untuk Menjaga Kesehatan Mental
Sementara itu, psikis merupakan hal-hal yang tidak dapat dilihat secara langsung oleh pancaindra.
Psikis merupakan kata lain dari jiwa, mental, atau psikologis.
Keduanya sama-sama harus kita jaga dan perhatikan, Adjarian. Mengapa begitu, ya?
Mengapa kesadaran akan kesehatan mental itu penting?
Mengapa kita harus meningkatkan kesadaran akan kesehatan mental?
Awareness atau kesadaran tentang kesehatan mental sama pentingnya dengan kesadaran kita akan kesehatan fisik, Adjarian.
Sebagai manusia, kita tidak hanya memiliki fisik saja, tapi juga mempunyai aspek psikologis atau aspek yang berkaitan dengan emosi dan perasaan.
Nah, aspek psikologis tersebut juga harus kita perhatikan.
Ketika diwawancarai oleh tim adjar.id, Listiyani Wahyuningsih, M.Psi., Psikolog Anak dari Honeybee Children's Wellbeing Centre, Jakarta, menyampaikan "Aspek yang berkaitan dengan psikologis harus diperhatikan karena hal tersebut bisa berpengaruh terhadap kesejahteraan kita sebagai individu dan juga produktivitas kita ketika misalnya kita bekerja, belajar, atau melakukan aktivitas sehari-hari."
Baca Juga: 5 Manfaat Meditasi Mindfulness dan Pengaruhnya Terhadap Fungsi Otak
Nah, di era digital seperti sekarang ini, ada banyak sumber informasi yang bisa kita temukan dengan internet.
Ada beragam informasi yang ada di media digital saat ini, tidak terkecuali terkait kesehatan mental.
Yap, ada banyak juga artikel yang membahas tentang jenis-jenis kesehatan mental dan sebagainya.
Kita bisa memperkaya pengetahuan dengan membaca sumber yang terpercaya terkait kesehatan mental.
Namun, perlu diingat bahwa kita tidak boleh mendiagnosis diri sendiri.
Listiyani menegaskan bahwa mendiagnosis diri sendiri atau self diagnosis adalah sesuatu yang harus dihindari, Adjarian.
"Diagnosis diri sendiri salah satu hal yang harus dihindari, karena kita kan tidak tahu, ya, kalau untuk menjadi tenaga profesional itu banyak tahapan yang perlu untuk dilewati."
"Jadi, sebagai orang awam terus kemudian mencocok-cocokkan kondisi kita dengan apapun yang ada di internet bisa salah tafsir atau mungkin salah penanganan," jelas Listiyani.
Listiyani berharap kita sebagai pembaca dapat memilah mana informasi yang bisa diambil dan mana tidak.
Baca Juga: 5 Manfaat Bermain Alat Musik Secara Ilmiah, Meningkatkan Fungsi Otak
Kapan kita harus meminta pertolongan ke tenaga profesional?
Supaya tidak melakukan self diagnosis, Listiyani menyatakan, "Ketika kita merasa bahwa ada sesuatu yang salah atau mungkin ada sesuatu yang nggak nyaman sama diri kita sendiri kita harus bertanya kepada tenaga profesional."
Ia juga menambahkan, "Misalnya kita sudah mencoba melakukan berbagai cara seperti menanyakan ke teman sekitar atau menayangkan ke orang tua dan itu tidak membantu itu salah satu sign (tanda) bahwa kita perlu, nih, menanyakan ke tenaga profesional dalam hal ini adalah psikolog."
Nah, hal tersebut di atas adalah yang bisa dilakukan jika kita sudah remaja atau lebih dewasa, Adjarian.
Namun, bagaimana ketika hal tersebut terjadi pada anak-anak?
Anak-anak mungkin belum terlalu paham dengan apa yang terjadi di diri mereka sendiri.
Baca Juga: 10 Makanan yang Bisa Membantu Meningkatkan Daya Ingat, Sudah Tahu?
Nah, Untuk kasus anak-anak, Listiyani menyarankan untuk datang ke psikolog, ketika:
1. Orang tua atau pengasuh merasa ada sesuatu yang tidak bisa ditangani sendiri oleh orang tua.
2. Orang tua sudah merasa kewalahan dan itu cukup mengganggu fungsi sehari-hari anak tersebut, seperti:
Nah, itulah gambaran mengapa kesadaran akan kesehatan mental itu penting dan kapan kita harus meminta pertolongan ke tenaga profesional, Adjarian.
Tonton video ini, yuk!
Penulis | : | Aldita Prafitasari |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR