adjar.id – Adjarian, ada beberapa penyesuaian belajar bagi siswa yang berbeda dalam pembelajaran tatap muka terbatas atau PTMT di sekolah dasar.
Adanya surat keputusan bersama empat menteri telah mengatur pelaksanaan pembelajaran tatap muka terbatas.
SDN 01 Pondok-Pinang yang terletak di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan juga sudah melaksanakan pembelajaran tatap muka terbatas yang dimulai sejak bulan September 2021.
Ada beberapa penyesuaian belajar bagi siswa yang berbeda di masa pandemi COVID-19 ini.
Baca Juga: Malas untuk Belajar? Ini Tips Mengatasi Rasa Malas untuk Belajar
Selain penerapan protokol kesehatan yang ketat, ada surat persetujuan orang tua yang menjadi syarat siswa boleh mengikuti pembelajaran tatap muka terbatas.
Hal ini senada dengan yang dikatakan Wakil Kepala Sekolah SDN 01 Pondok-Pinang, Risun Arief saat diwawancarai tim adjar.id pada Selasa (26/10/2021).
“Sebelum kita melaksanakan PTMT, kan kita ada membuat surat persetujuan orang tua dengan catatan sesuai dengan instruksi bahwa tidak memaksakan orang tua yang tidak menghendaki anaknya ikut belajar di sekolah,” kata Risun Arief.
Yuk, Adjarian, kita cari tahu bagaimana pola belajaran yang diterapkan dalam pembelajaran tatap muka terbatas di SDN 01 Pondok-Pinang berikut ini.
1. Pembatasan Jumlah Siswa di Kelas
Pembelajaran tatap muka terbatas bisa diikuti oleh siswa yang sudah diberikan izin oleh orang tuanya dengan adanya surat persetujuan orang tua yang ditanda tangan di atas materai.
Nah, saat di sekolah, diterapkan juga pembatasan jumlah murid di dalam satu kelas, di mana setiap kelas hanya diisi oleh 50 persen dari total murid.
Lalu, 50 persen murid yang belajar di rumah akan masuk ke sekolah pada minggu depannya.
Dalam pembelajaran di kelas siswa dan guru tetap menerapkan protokol kesehatan dengan menjaga jarak duduk siswa, selalu memakai masker, dan menyediakan hand sanitizer di setiap kelasnya.
Nah, 50 persen siswa yang tidak masuk akan mengikuti pembelajaran dari rumah, seperti yang diungkapkan oleh Sri Kuntari selaku guru SD 01 Pondok-Pinang saat diwawancarai tim adjar.id.
“Kalau saat masa PTMT ini yang dikelas materi seperti biasa dan kita menjelaskan, bedanya yang belajar di rumah kita tidak menjelaskan, akan tetapi tugas dan bobot materi yang diberikan sama,” ungkap Sri Kuntari.
Jadi adanya pembatasan jumlah siswa membuat pola belajar antara siswa yang belajar dari rumah dengan di sekolah memiliki perbedaan.
2. Adanya Penyesuaian Ulang
Adjarian, hampir dua tahun waktu pandemi ini berjalan dan juga berhentinya belajar di sekolah membuat adanya penyesuaian ulang saat belajar di sekolah.
Hal ini terjadi karena sudah lamanya siswa tidak mengikuti pembelajaran di sekolah sehingga menjadi canggung terhadap suasana di kelas.
“Pada saat mereka ke sekolah, mereka benar-benar asing setelah hampir dua tahun ini mereka tidak sekolah dan menjadi bingung,” kata Abdul Ghani salah satu guru SD 01 Pondok-Pinang.
Kebiasaan belajar di rumah membuat siswa merasa kebingungan dan di sini peran guru sangat penting untuk membangun antusiasme siswa saat belajar.
Baca Juga: Pahami Kelebihan dan Kekurangan Mendengarkan Musik Saat Belajar
“Saat masuk kelas, melihat siswa kebingungan dengan teman-temannya, guru berperan untuk menciptakan suasana yang menyenangkan, seperti bercerita, bernyanyi dan sebagainya,” kata Abdul Ghani.
Jadi, saat baru masuk di kelas guru berperan untuk meciptakan suasana kelas yang menyenangkan sehingga ada penyesuaian ulang mengenai pola belajar di kelas.
“Saat siswa sudah ada mulai tersenyum sudah sukses belajarnya, kuncinya itu sebenarnya anak udah ceria, matanya bersinar sukses belajarnya,” kata Abdul Ghani.
Pada masa peralihan ini, membangun suasana kelas menjadi salah satu hal yang penting dalam menciptakan pola belajar yang baik bagi siswa.
3. Membentuk Karakter Siswa
Guru selain mengajar juga berperan dalam membentuk karakter siswa karena sudah lama siswa tidak mengikuti pembelajaran di kelas.
“Perbedaan belajar di rumah dengan di sekolah, saat di sekolah guru bertugas selain mengajar juga mendidik siswa untuk membentuk karakter siswa,” sambung Sri Kuntari.
Jadi, saat di kelas guru berperan untuk mengajar sambil mendidik, di mana saat pembelajaran dari rumah hal tersebut kurang bisa tersampaikan.
Pola belajar yang dikembangkan guru bertujuan untuk membentuk karakter siswa dengan cara mendidik, mulai dari kedisiplinan, rasa tanggung jawab, dan lain sebagainya.
Baca Juga: 4 Manfaat Pentingnya Belajar Membuat Usaha Sendiri Sejak Usia Dini
Selain itu, saat belajar di sekolah guru bisa menilai dari sikap, perilaku, dan karakter siswa yang di mana hal tersebut sulit dilakukan saat pembelajaran dari rumah.
“Kan dalam penilaian itu ada standar proses, kemudian ada sikap, baru habis itu tugas, absen, baru evaluasi, jadi ada lima penilaian sebenarnya,” kata Abdul Ghani.
Membangun sikap dan proses sebagai karakter bagi siswa bisa diterapkan dalam kehidupan siswa kedepannya.
Nah, itu tadi beberapa pola belajar yang dilakukan saat pembelajaran tatap muka terbatas yang diterapkan di SDN 01 Pondok-Pinang, Adjarian.
Penulis | : | Nabil Adlani |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR