2. Mempercepat Modernisasi
Para pemuda aktivis lebih banyak sekolah di School tot Opleiding van Indische Artsen (STOVIA) yang pusatnya di Jakarta dan sering disebut sebagai Sekolah Dokter Jawa.
Nah, dari STOVIA ini muncul beberapa tokoh pergerakan bangsa Indonesia, Adjarian.
Meski belum semua masyarakat Indonesia bisa menikmati bangku sekolah, tetapi keberadaan sekolah sudah bisa menumbuhkan kesadaran pendidikan.
Adanya kesadaran mengenai pentingnya pendidikan membuat proses modernisasi bisa lebih cepat dan juga memunculkan beberapa kaum terpelajar yang membawa kesadaran nasionalisme.
Baca Juga: Sejarah Hari Sumpah Pemuda dan Tokoh-Tokoh Bersejarah di Baliknya
3. Munculnya Berbagai Surat Kabar
Adanya kaum-kaum terpelajar membuat di Indonesia bermunculan beberapa surat kabar.
Pewarta Priyayi yang dikelola oleh R.M Tjokroadikoesoemo, De Preanger Bode di Bandung, Deli Courant di Sumatra, Makassarsche di Sulawesi, dan Bromartani di Surakarta merupaka surat kabar yang beredar di Indonesia.
Adanya surat kabar ini membuat munculnya kesadaran mengenai pentingnya persamaan dan kemerdekaan yang menyebar terus di kalangan terpelajar di Indonesia.
Nah, karena adanya informasi yang berkembang, membuat kaum terpelajar bisa berdialog mengenai kemerdekaan hingga memunculkan Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928.
Adjarian, itu tadi dampak kolonialisme di bidang pendidikan yang berhasil menciptakan sejarah munculnya Sumpah Pemuda.
Yuk, sekarang jawab pertanyaan berikut!
Pertanyaan |
Apa saja sekolah-sekolah yang muncul sebagai dampak kolonialisme di bidang pendidikan? |
Petunjuk: Cek halaman 2 dan 3. |
Penulis | : | Nabil Adlani |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR