Nah, dari sekolah ini murid-murid bisa melanjutkan pelajaran ke STOVIA atau School tot Opleiding van Indische Artsen ke Batavia atau Hoogere Burgelijk School (HBS).
Selain itu, juga ada sekolah OSVIA yaitu sekolah yang diperuntukan bagi para calon pegawai, yang di mana saat itu jumlah sekolah ini ada enam sekolah, Adjarian.
Untuk memperluas pendidikan, kemudian dikembangkan sekolah guru yang sebenarnya sudah dibuka di Solo pada 1852 dengan nama Kweekkschool.
Pendidikan di Indonesia semakin berkembang dengan adanya jenjang sekolah dasar seperti adanya Hollands Inlandse School (HIS), kemudian Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO).
Baca Juga: Kehidupan Masyarakat Indonesia Setelah Masa Kemerdekaan Indonesia
Lalu, untuk keberlanjutan jenjang dasar dibentuklah sekolah menengah yang disebut sebagai Algemene Middelbare School (AMS) dan HBS.
Nah, ada juga sekolah untuk masyarakat Indonesia sendiri yang bernama sekolah kelas satu, di mana murid-muridnya berasal dari anak-anak golongan atas.
Tujuan adanya sekolah kelas satu ini agar nanti lulusan sekolah ini bisa menjadi pegawai, sementara itu bagi rakyat umum dibuatlah sekolah kelas dua yang dikenal dengan Sekolah Ongko Loro.
“Jenjang sekolah dibangun pada masa politik etis, mulai dari sekolah dasar, menengah dan sekolah khusus bagi rakyat Indonesia.”
Penulis | : | Nabil Adlani |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR