adjar.id - Belakangan ini, istilah COVID-22 banyak diperbincangkan. Nah, tahukah Adjarian apa yang dimaksud dengan COVID-22?
Sebelumnya, kita mengenal COVID-19 yang memiliki kepanjangan coronavirus disease 2019.
Dalam bahasa Indonesia, coronavirus disease 2019 berarti penyakit yang disebabkan oleh virus corona pada 2019.
Baca Juga: Menyimak Contoh Teks Berita COVID-19 dan Menganalisis Unsur-Unsur 5W1H
Nah, angka 19 memang merujuk pada tahun 2019 di mana di tahun itulah virus corona SARS-CoV-2 penyebab penyakit yang sekarang kita kenal dengan COVID-19 terdeteksi.
Hingga saat ini, virus corona telah bermutasi menjadi beberapa varian dan masih terus bermutasi.
Jadi, apakah COVID-22 merupakan mutasi baru dari virus corona?
Yuk, kita cari tahu jawabannya!
Awal Munculnya Istilah COVID-22
Dilansir dari Kompas.com yang merujuk pada Forbes, istilah COVID-22 muncul dari yang disampaikan oleh profesor imunologi di ETH Zurich, Swiss bernama Sai Reddy, PhD.
Hal itu diungkapkan Profesor Kebijakan dan Manajemen Kesehatan di City University of New York (CUNY), Bruce Y. Lee.
Di dalam suatu kesempatan, Profesor Sai Reddy memperingatkan bahwa pada tahun 2022 ada kemungkinan varian baru dengan risiko besar muncul.
Baca Juga: Mengenal Virus Corona Varian Delta dan Gejala yang Patut Kita Waspadai
Dalam laporan The Sun, Profesor Sai Reddy mengatakan bahwa COVID-22 dapat lebih buruk dari apa yang sudah kita saksikan saat ini, Adjarian.
O iya, pada laporan artikel yang sama, Profesor Sai Reddy juga menggunakan istilah COVID-21.
Istilah tersebut digunakan untuk merujuk varian virus corona, yakni varian Delta.
Namun, Profesor Bruce Y Lee berpendapat bahwa penggunaan istilah COVID-21 tersebut merupakan sesuatu yang keliru.
Alasannya ada tiga, yakni:
1. Varian Delta terdeteksi kali pertama di India pada Oktober tahun 2020, bukan tahun 2021.
2. Varian Delta adalah varian yang muncul dari hasil mutasi SARS-CoV-2 asli yang menjadi penyebab COVID-19.
Baca Juga: 3 Varian Virus Corona yang Sudah Masuk dan Menyebar di Indonesia, Waspadai Gejalanya
Nama lain varian Delta yang resmi adalah varian B.1.617.2. Nah, istilah COVID-21 tidak boleh digunakan menyatakan varian Delta.
3. Sekarang ini tidak ada yang disebut dengan COVID-22 dikarenakan tidak ada yang benar-benar tahu apa yang akan terjadi tahun depan.
Varian Paling Mengkhawatirkan
Sejauh ini, varian Delta dan Delta Plus menjadi varian yang paling mengkhawatirkan di dunia.
Sebab, varian tersebut lebih menular daripada virus corona versi asli.
Berdasarkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), varian tersebut saat ini termasuk variant of concern.
Variant of concern merupakan varian yang perlu diwaspadai karena tidak hanya lebih menular, tapi juga menyebabkan gejala yang lebih parah.
Selain itu, varian yang masuk klasifikasi tersebut juga dapat mengurangi netralisasi antibodi alias kebal terhadap proses pengobatan serta vaksin.
Baca Juga: Benarkah Virus Corona Varian Delta Lebih Banyak Menginfeksi Anak-Anak?
Tentang kondisi di tahun 2021, Profesor Bruce Y Lee mengungkapkan bahwa ada kemungkinan muncul varian yang lebih menular daripada varian Delta di tahun depan.
Sebab, selama virus terus bereproduksi dan kemudian menyebar, maka varian baru yang lebih buruk bisa saja terjadi.
Namun, hal tersebut masih merupakan sebuah kemungkinan.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Rahwiku Mahanani |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR