adjar.id - Siapa yang tidak suka dengan manisnya rasa gula?
Apakah Adjarian juga suka dengan makanan atau minuman manis?
Yap, bagi banyak orang memang sulit rasanya menahan untuk tidak memakan es krim, kue, permen, soda, dan makanan manis lainnya.
Akhirnya tanpa disadari, gula begitu mudah masuk ke tubuh dalam jumlah berlebih dalam bentuk makanan atau minuman.
Baca Juga: Awan Terlihat Sangat Lembut dan Halus, Bagaimana Rasa Menyentuh Awan?
Berbagai macam makanan manis seperti permen, es krim, hingga cokelat menjadi favorit yang sering diincar kala suntuk.
Namun, konsumsi gula dalam jumlah banyak dapat menimbulkan masalah kesehatan.
Apa saja bahaya mengonsumsi makanan manis secara berlebihan? Simak, yuk!
Anjuran Takaran Gula Setiap Hari
Tidak ada yang salah dengan mengonsumsi makanan manis. Meski tidak seburuk lemak jenuh, garam, atau kalori, kita tetap perlu membatasi asupan gula.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia memberikan rekomendasi asupan gula per hari, yakni sepuluh persen dari total energi (200 kkal).
Baca Juga: Buah Juga Tinggi Gula, Tapi Mengapa Baik Untuk Kesehatan Tubuh?
Angka ini setara dengan empat sendok makan per hari atau 50 gram per orang per hari.
Pembatasan tersebut dilakukan karena ada bahaya yang tidak boleh dianggap sepele di balik manisnya rasa gula.
Berikut ini beberapa bahaya dari konsumsi makanan manis yang berlebihan:
Obesitas
Salah satu alasan mengapa konsumsi makanan manis perlu dibatasi yakni dapat meningkatkan risiko kondisi obesitas.
Kadar gula yang berlebihan dalam tubuh dapat meningkatkan risiko resistensi leptin.
Leptin merupakan protein yang dibuat dalam sel lemak, beredar di aliran darah dan diedarkan ke otak.
Baca Juga: Jangan Takut Vaksin Jika Sudah Saatnya, Ini Komponen Penyusun Vaksin
Protein ini juga hormon penanda bahwa kita sedang lapar atau kenyang.
Nah, resistensi leptin membuat kita tidak berhenti makan karena otak tidak merasa kenyang meski sudah banyak makan.
Akibatnya, kita akan terus makan yang berkontribusi terhadap penambahan berat badan hingga risiko obesitas.
Namun, para ahli masih membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui bagaimana gula memengaruhi obesitas.
Diabetes Tipe 2
Selain obesitas, bahaya lain yang mengintai para penggemar makanan manis adalah diabetes, khususnya penyakit diabetes tipe 2.
Gula memang tidak secara langsung menyebabkan diabetes tipe 2, tetapi penyakit ini lebih mungkin dialami ketika seseorang memiliki berat badan berlebih.
Baca Juga: Cara Mengetahui Kulit Sensitif, Tanda-Tandanya beserta Tips Menjaganya
Umumnya, berat badan akan bertambah ketika tubuh mendapatkan lebih banyak kalori ketimbang yang dibutuhkan. Sementara itu, gula mengandung banyak kalori.
Artinya, terlalu banyak gula bisa menambah berat badan yang dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2.
Namun, makanan manis tidak mungkin menjadi satu-satunya faktor yang dapat mengembangkan penyakit ini.
Penyakit jantung
Menurut penelitian yang dimuat dalam JAMA Internal Medicine, orang yang mengonsumsi gula 17 hingga 21 persen dari total kalori dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.
Temuan ini dibandingkan dengan orang yang mengonsumsi gula delapan persen dari total kalori. Ada dua kemungkinan yang menyebabkan kondisi ini.
Baca Juga: 11 Hal Sederhana Ini Bisa Bantu Mengatasi Kulit Kita yang Kering
Pertama, minum minuman manis dapat meningkatkan tekanan darah dan diet tinggi gula juga bisa memicu hati membuang lebih banyak lemak ke aliran darah.
Kedua faktor ini diketahui dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
Meski begitu, alasan utama mengapa gula bisa menyebabkan penyakit jantung masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
Penulis | : | Aldita Prafitasari |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR