Adjar.id – Cerita nonfiksi dan cerita fiksi adalah dua genre tulisan yang memiliki perbedaan.
Cerita nonfiksi adalah tulisan yang berdasarkan kenyataan suatu peristiwa orang atau informasi.
Berbeda dengan fiksi yang tulisan bersumber dari khayalan, nonfiksi tulisannya bersumber dari kenyataan.
Baca Juga: Teks Eksposisi dan Jenis-Jenis Paragraf Berdasarkan Gagasan Umumnya
Membuat cerita nonfiksi perlu adanya penelitian khusus berupa informasi, data-data dan fakta sebuah peristiwa yang akan diangkat menjadi tulisan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), nonfiksi adalah tidak bersifat fiksi, tetapi berdasarkan fakta dan kenyataan (tentang karya sastra, karangan, dan sebagainya).
Nah Adjarian, yuk kenali ciri-ciri cerita nonfiksi!
Ciri-Ciri Nonfiksi
1. Menggunakan Bahasa yang Denotatif
Bahasa denotatif adalah merupakan makna yang pengertianya bersifat objektif dan sesuai dengan aslinya.
“Cerita nonfiksi berangkat dari kenyataan, berbeda dengan cerita fiksi yang berdasarkan khayalan.”
Jadi, cerita nonfiksi makna tulisannya sesuai dengan kenyataan dan tidak menimbulkan pemikiran lain tentang maknanya.
Cerita nonfiksi menulis apa yang berguna untuk disampaikan secara tepat, lengkap dan tegas.
Penggunaan bahasa denotatif agar tujuan dalam memberi informasi sifatnya jelas dan tidak dibuat-buat kepada pembacanya.
Selain memberikan informasi, cerita nonfiksi juga dapat memberikan inspirasi kepada pembaca.
Baca Juga: Pengertian Cerita Fabel, Ciri-Ciri, Unsur-Unsur, dan Strukturnya
2. Menggunakan Bahasa Baku
Cerita nonfiksi pola penyampaian tulisannya dengan menggunakan bahasa yang baku.
Bahasa yang digunakan adalah bahasa yang baku dan tidak berbelit-belit atau seperti bahasa yang sedang tren.
Isi cerita nonfiksi juga bersifat serius, hal ini terlihat dari penggunaan bahasa yang baik dan benar.
Meski ada yang menggunakan bahasa yang ringan, tetapi yang digunakan tetap bahasa yang baku dan pas dalam isi cerita.
“Penggunaan bahasa yang baku pada cerita fiksi membuat tulisan menjadi bersifat serius.”
3. Tulisan Bersifat Ilmiah
Cerita nonfiksi sangat erat kaitannya dengan penulisan yang bersifat ilmiah karena format penulisannya yang sesuai dengan PUEBI.
Adjarin tahu apa itu PUEBI? PUEBI adalah singkatan dari Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.
Meski menggunakan bahasa yang baku pada penulisannya, tapi tetap menggukan bahasa yang sesuai dengan data dan pasar tempat cerita diedarkan.
Meskipun berasal dari suatu sumber, tetapi sumber tersebut juga tetap mendapat pemilihan diksi agar ketika ditulis ulang menjadi mudah dibaca.
Baca Juga: Mengenali Jenis-Jenis Buku Fiksi dalam Kesusastraan Indonesia
4. Isi Berupa Fakta
Isi dari cerita nonfiksi berdasarkan fakta yang sesuai dengan data yang didapatkan penulis atau berdasarkan penelitian yang sudah ada.
Tujuan cerita yang ditulis berupa fakta yaitu agar pembaca mendapatkan informasi dan manfaat saat membaca cerita tersebut.
Beberapa contoh jenis buku nonfiksi yaitu buku motivasi dan buku bahan mengajar.
Nah adjarian, itu tadi ciri-ciri cerita nonfiksi dan penjelasan mengenai cerita nonfiksi, sangat berbeda bukan dengan cerita fiksi.
Sekarang, yuk, jawab pertanyaan berikut!
Pertanyaan: |
Salah satu ciri cerita nonfiksi yaitu menggunakan bahasa denotatif, apa yang dimaksud dengan bahasa denotatif? |
Petunjuk: Cek halaman 1 |
Penulis | : | Nabil Adlani |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR