5 Jenis Majas yang Sering Digunakan dalam Hikayat ataupun Cerpen, Materi Bahasa Indonesia Kelas X Kurikulum Merdeka

By Rizky Amalia, Selasa, 12 November 2024 | 10:00 WIB
Ada berbagai jenis majas sering ditemukan dalam karya sastra seperti hikayat dan cerpen. (Pexels/RDNE Stock project)

adjar.id - Tahukah Adjarian? Ada berbagai jenis majas sering ditemukan dalam karya sastra seperti hikayat dan cerpen.

Majas-majas ini digunakan untuk memperkaya bahasa, memperindah cerita, dan menambah daya tarik atau emosi pada cerita.

Penggunaan majas dalam hikayat dan cerpen memberikan warna dan kekayaan pada bahasa sastra, membantu pembaca untuk lebih mendalami karakter, alur, dan suasana cerita.

Majas adalah gaya bahasa yang digunakan untuk menyampaikan suatu maksud atau pesan secara tidak langsung, biasanya dengan cara yang lebih indah, menarik, atau dramatis.

Majas sering digunakan dalam karya sastra, seperti puisi, cerpen, dan novel, untuk memberikan efek tertentu, memperkuat makna, atau menambahkan unsur keindahan dalam bahasa.

Dengan menggunakan majas, penulis bisa menyampaikan ide, emosi, atau gambaran yang lebih kuat kepada pembaca atau pendengar.

Secara umum ada empat jenis majas, yakni majas perbandingan, majas pertentangan, majas penegasan, dan majas sindiran.

Hikayat dan cerpen adalah dua bentuk karya sastra yang memiliki karakteristik berbeda, tetapi keduanya sama-sama berfungsi untuk menghibur, menyampaikan pesan moral, atau memberikan pelajaran kepada pembaca.

Hikayat adalah karya sastra lama berbentuk prosa yang biasanya menceritakan kisah-kisah kepahlawanan, keajaiban, atau peristiwa luar biasa yang sering dikaitkan dengan tokoh legendaris atau raja-raja dari masa lalu.

Hikayat banyak berasal dari budaya Melayu klasik dan sering kali menampilkan unsur keajaiban atau fantastis.

Sementara cerpen ialah karya sastra berbentuk prosa yang relatif pendek dan menceritakan satu kejadian atau konflik utama dalam kehidupan tokoh.

Baca Juga: Kaidah Kebahasaan Hikayat serta Perbedaannya dengan Cerpen, Materi Bahasa Indonesia Kelas X Kurikulum Merdeka

Cerpen biasanya memiliki alur cerita yang lebih sederhana dibandingkan novel, dengan fokus pada satu tema atau masalah utama.

Berikut ini merupakan jenis-jenis majas yang sering digunakan dalam hikayat maupun cerpen, materi bahasa Indonesia kelas X Kurikulum Merdeka.

"Penggunaan majas pada hikayat maupun cerpen bertujuan untuk membuat bahasa lebih ekspresif, hidup, dan dapat menimbulkan daya tarik, sehingga membantu pembaca atau pendengar lebih terlibat dengan pesan yang ingin disampaikan."

Jenis-Jenis Majas yang Sering Digunakan dalam Hikayat ataupun Cerpen

1. Antonomasia

Antonomasia adalah majas yang menyebut seseorang berdasarkan ciri atau sifatnya yang menonjol. (Pexels/Arturo A)

Antonomasia adalah majas yang menyebut seseorang berdasarkan ciri atau sifatnya yang menonjol.

Antonomasia juga dipahami sebagai majas atau gaya bahasa yang digunakan untuk menggantikan nama seseorang atau sesuatu dengan sebutan atau julukan tertentu yang mewakili karakteristik, sifat, atau ciri khas dari orang atau benda tersebut.

Nah, antonomasia biasanya digunakan untuk membuat penyebutan lebih menarik atau memperkuat kesan tertentu dalam sebuah kalimat.

2. Personifikasi

Personifikasi adalah majas atau gaya bahasa yang memberikan sifat, perilaku, atau kemampuan manusia kepada benda mati, hewan, atau konsep abstrak.

Dengan menggunakan personifikasi, penulis atau pembicara menggambarkan benda mati atau konsep seolah-olah memiliki emosi, tindakan, atau karakteristik manusia.

Baca Juga: Perbedaan Karakteristik dan Plot pada Hikayat dan Cerpen, Materi Bahasa Indonesia Kelas X Kurikulum Merdeka

Tujuan utama dari personifikasi adalah memberikan kesan hidup atau lebih nyata pada sesuatu yang sebenarnya tidak memiliki sifat-sifat tersebut, sehingga membantu memperkuat imajinasi dan visualisasi pembaca.

3. Simile

Majas simile adalah majas atau gaya bahasa yang digunakan untuk membandingkan dua hal yang berbeda tetapi memiliki kesamaan sifat.

Majas ini dengan menggunakan kata penghubung seperti seperti, bagai, laksana, ibarat, atau bak.

Simile membantu menggambarkan suatu hal dengan cara yang lebih jelas atau memberikan efek tertentu dalam bahasa, sehingga pembaca atau pendengar lebih mudah memahami atau membayangkan gambaran yang dimaksud.

4. Hiperbola

Hiperbola adalah majas atau gaya bahasa yang menggunakan pernyataan berlebihan untuk memberikan efek dramatis, menekankan suatu hal, atau membuat kesan yang kuat terhadap pembaca atau pendengar.

Hiperbola tidak dimaksudkan untuk diartikan secara harfiah, melainkan untuk menggambarkan sesuatu dengan cara yang dilebih-lebihkan sehingga terlihat lebih mengesankan atau emosional.

5. Metafora

Metafora adalah majas atau gaya bahasa yang digunakan untuk menyatakan sesuatu dengan cara langsung membandingkannya dengan hal lain tanpa menggunakan kata penghubung, seperti seperti, bagai, atau laksana.

Metafora memberikan sifat atau karakteristik tertentu pada objek atau konsep dengan cara menggantinya dengan kata atau frasa yang memiliki makna serupa sehingga membantu menciptakan gambaran yang lebih kuat atau artistik bagi pembaca atau pendengar.

Baca Juga: Nilai-Nilai yang Terkandung dalam Karya Sastra, Termasuk Hikayat, Materi Bahasa Indonesia Kelas X Kurikulum Merdeka

Metafora biasanya bertujuan untuk memberikan kesan lebih mendalam atau membuat deskripsi menjadi lebih kaya dan bermakna.

"Jenis-jenis majas yang sering digunakan dalam hikayat maupun cerpen adalah majas antonomasia, personifikasi, simile, hiperbola, dan metafora."

Nah, itulah penjelasan tentang apa saja jenis-jenis majas yang sering digunakan dalam hikayat maupun cerpen, materi bahasa Indonesia kelas X Kurikulum Merdeka.

Coba Jawab!
Ada berapa jenis majas secara umum?
Petunjuk: Cek di halaman 1.

Tonton video ini, yuk!