Sejarah kelahiran antropologi tidak terlepas dari keberadaan catatan-catatan etnografi dari bangsa-bangsa Eropa dimulai sejak era "merkantilisme" pada abad ke-14.
- Fase Kedua (Pertengahan Abad ke-19) Pada tahap ini antropologi sudah mulai ke ranah akademik. Sudah banyak bermunculan jurusan-jurusan antropologi di sejumlah universitas di dunia.
- Fase Ketiga (Permulaan Abad ke-20) Pada fase ini justru sangat menarik, dimana antropologi dijadikan ilmu yang sangat praktis yang digunakan oleh para kaum penjajah dari Eropa untuk memantapkan kekuasaannya di daerah-daerah jajahannya di luar Eropa.
- Fase Keempat (Sesudah tahun 1930) Pada fase ini ilmu antropologi berkembang sangat pesat, baik mengenai bertambahnya bahan pengetahuan yang lebih teliti maupun bertambahnya metode-metode ilmiah.
- Fase Kelima (Antropologi Masa Kini) Pada fase ini cara pandang analisis teori dalam antropologi semakin beragam menurut perkembangan zaman.
4. Relativisme berkontribusi pada pemahaman akan keunikan pada setiap budaya masyarakat sehingga akan melahirkan sikap dan pandangan bahwa tidak ada kebudayaan yang paling baik atau buruk, inferior dan superior.
Pandangan ini penting untuk diterapkan pada masyarakat yang majemuk sehingga tercipta sikap saling menghargai dan menghormati.
Dalam konteks Indonesia dengan masyarakat yang beragam, relativisme budaya merupakan salah satu cara terbaik menuju sikap arif dan bijaksana dalam melihat perbedaan-perbedaan budaya.
5. Dua contoh mengenai manfaat belajar antropologi, di antaranya :
- Mengetahui tatanan sosial masyarakat menciptakan tingkat toleransi yang tinggi.
- Mengetahui norma dan suatu tradisi dalam kehidupan bermasyarakat.
Demikian pembahasan soal Tes Formatif B. Soal Esai pada Bab 1: "Pengantar Antropologi", Antropologi kelas XI Kurikulum Merdeka.
Tonton video ini, yuk!