Jenis-Jenis Tembung Rangkep atau Kata Ulang dalam Bahasa Jawa serta Ciri-cirinya

By Rizky Amalia, Rabu, 9 Oktober 2024 | 16:00 WIB
'Tembung rangkep' adalah jenis kata yang dibaca dua kali, bisa seluruh kata atau hanya satu suku kata. (Pexels/Aline Viana Prado)

1. Tembung Rangkep Dwilingga Wantah

'Tembung rangkep dwilingga wantah' terdiri dari pengulangan kata dasar sehingga belum mendapat imbuhan. (Unsplash)

Tembung rangkep dwilingga wantah terdiri dari pengulangan kata dasar sehingga belum mendapat imbuhan.

Tembung rangkep dwilingga dibagi menjadi tiga macam, yaitu:

- Dwilingga padha swara, yaitu kata dasarnya yang diucapkan dua kali. Misalnya buku-buku, kursi-kursi, dan meja-meja.

- Dwilingga semu atau murni adalah kata ulang uang murni, seperti kupu-kupu.

- Dwilingga salin swara ialah kata ulang yang kata dasarnya diganti menjadi huruf vokal, misalnya bola-bali, mloya-mlayu, dan mloka-mlaku.

2. Tembung Rangkep Dwipurwa

Tembung rangkep dwipurma merupakan tembung rangkep yang diulang suku kata bagian depan atau suku kata pertama.

Contoh tembung rangkep dwipurwa, yaitu dedunung, jejupuk, jejamu, tetuku, leluri, dan tetamba.

3. Tembung Rangkep Dwiwasana

Baca Juga: 10 Contoh Kalimat Bahasa Jawa Menggunakan Tembung Rangkep Dwilingga Wantah