Setiap manusia, menurut Soepomo, dalam pergaulan sosial memiliki kewajiban hidup (dharma) sendiri menurut kodrat alamnya, yang kesemuanya itu ditujukan untuk mencapai keseimbangan lahir dan batin.
Batin di sini berkaitan dengan agama, keyakinan, atau kepercayaan yang dimiliki masyarakat Indonesia yang dapat menjadikan petunjuk jalan dalam kehidupannya.
Sementara lahir berarti hal-hal tampak, ragawi, dan fisikal maka keduanya tidak dapat dipisahkan.
4. Musyawarah
Menurut Soepomo, masyarakat Indonesia sudah terbiasa melakukan musyawarah sejak dahulu kala.
Maka dari itu, pemimpin negara Indonesia, menurut Soepomo, hendaknya bermusyawarah dengan rakyatnya, atau dengan kepala-kepala keluarga dalam desa, agar terwujud pertalian antara pemimpin dan rakyat.
5. Keadilan Rakyat
Setiap pemimpin, mulai dari kepala desa, menurut Soepomo, harus bertindak sesuai dengan prinsip keadilan dan cita-cita rakyatnya.
Soepomo hanya sedikit menyinggung kelima dasar di atas, selebihnya Soepomo berbicara tentang bentuk negara Indonesia merdeka.
Dalam imajinasi Soepomo, negara merdeka itu haruslah suatu "negara totaliter", seperti Jerman di bawah pimpinan Adolf Hitler atau Jepang di bawah kaisar Tennoo Heika.
Maksud dari "negara totaliter", yang oleh Soepomo disebut dengan "bentuk integralistik", ialah suatu negara yang meniadakan perbedaan antargolongan masyarakat, meleburkan seluruh golongan ke dalam satu zat, yaitu rakyat yang bersatu jiwa dengan pemimpinnya.
"Rumusan dasar bagi negara merdeka oleh Soepomo terdiri dari persatuan, kekeluargaan, keseimbangan lahir dan batin, musyawarah, dan keadilan rakyat."
Demikian informasi tentang rumusan dasar bagi negara merdeka yang dikemukakan oleh Soepomo, materi PPKn kelas XI.
Coba Jawab! |
Apa syarat berdirinya suatu negara menurut Soepomo? |
Petunjuk: Cek di halaman 1. |
Tonton video ini, yuk!