3 Kaidah Bahasa untuk Menyampaikan Kritik, Materi Bahasa Indonesia Kelas X

By Rizky Amalia, Kamis, 16 Mei 2024 | 15:30 WIB
Kritik merupakan suatu ungkapan atau tanggapan mengenai baik atau buruknya suatu tindakan yang akan atau sudah dibuat. (Christina Morillo)

adjar.id - Tahukah Adjarian? Dalam menyampaikan kritik sosial, kita harus memperhatikan kaidah-kaidah bahasa yang digunakan.

Menurut KBBI, kritik adalah kecaman atau tanggapan yang disertai dengan uraian dan pertimbangan.

Kritik merupakan suatu ungkapan atau tanggapan mengenai baik atau buruknya suatu tindakan yang akan atau sudah dibuat.

Kritik bersifat menanggapi atau mengomentari karya orang lain.

Kritik juga memberi saran perbaikan serta menunjukkan kelebihan dan kekurangan.

Struktur kritik terdiri dari evaluasi, deskripsi teks, dan penegasan ulang.

Pada artikel ini kita akan mempelajari apa saja kaidah bahasa yang digunakan untuk menyampaikan kritik. Simak informasi di bawah ini, ya.

"Kritik adalah ungkapan yang dibuat untuk menanggapi suatu tindakan atau karya dengan menunjukkan kelebihan dan kekurangan."

Kaidah Bahasa untuk Menyampaikan Kritik

1. Pertanyaan Retoris

Apakah Adjarian pernah mendapatkan pertanyaan yang sudah jelas jawabannya?

Nah, itulah yang dinamakan pertanyaan retoris. Pertanyaan ini dapat dijawab oleh penanya itu sendiri.

Baca Juga: Kaidah Kebahasaan Teks Kritik dan Esai

Pertanyaan retoris diberikan untuk menyindir, memberi nasihat, dukungan, atau pesan terhadap orang lain secara halus.

Contoh pertanyaan retoris adalah Apakah setiap orang berhak berbuat baik?

2. Menggunakan Kata Kerja Material

Salah satu kaidah bahasa untuk menyampaikan kritik adalah menggunakan kata kerja material. (Freepik)

Salah satu kaidah bahasa untuk menyampaikan kritik adalah menggunakan kata kerja material.

Teks anekdot sebagai bentuk kritik banyak menggunakan kata kerja material, yakni kata yang menunjukkan suatu aktivitas.

Hal ini terkait dengan tindakan para tokohnya dan alur yang membentuk rangkaian peristiwa ataupun kegiatan.

3. Majas Sindiran

Majas sindiran adalah jenis majas yang mengungkapkan maksud atau gagasan dengan cara menyindir.

Tujuannya untuk meningkatkan kesan dan makna kata terhadap pembaca.

Nah, majas sindiran terdiri tiga macam, yaitu ironi, sinisme, dan sarkasme.

a. Sinisme

Baca Juga: 5 Prinsip dalam Menyusun Kritik

Sinisme merupakan gaya bahasa berupa ejekan atau sindiran yang menggunakan kata-kata kasar dan disampaikan secara langsung setulus hati.

b. Sarkasme

Majas sarkasme dipahami sebagai gaya sindiran yang paling keras di antara tiga majas sindiran yang ada.

Majas ini secara terang-terangan menyinggung, menyindir, atau menyerang seseorang atau sesuatu secara langsung, bahkan menggunakan kata-kata yang kasar.

Nah, dari ketiga majas sindiran di atas, majas ironi dan sinisme lebih diterima untuk digunakan dalam teks anekdot.

Hal tersebut terjadi karena kritik sosial yang disampaikan dalam teks anekdot bersifat santun.

c. Ironi

Ironi adalah gaya bahasa yang melukiskan suatu maksud dengan mengatakan kebalikan dari keadaan yang sebenarnya dengan maksud menyindir. 

Sebagai tambahan informasi, berikut ini merupakan cara penulisan kritik yang baik, antara lain:

- Menentukan tema atau topik yang akan dikritik.

- Mengumpulkan bahan-bahan referensi pendukung.

Baca Juga: Perbandingan Kritik dan Esai Berdasarkan Pengetahuan yang Disajikan dan Pandangan Penulisnya

- Mengidentifikasi unsur-unsur yang mendukung dan kontra.

- Memilih unsur-unsur yang mendukung tema.

- Memulai menulis kritik.

- Membaca dan melakukan pengeditan ulang untuk revisi.

- Mengirimkan ke media massa cetak.

"Kaidah bahasa yang digunakan dalam menyampaikan kritik adalah menggunakan kata kerja material, majas sindiran, dan pertanyaan retoris."

Itulah informasi tentang kaidah bahasa untuk menyampaikan kritik dan cara penulisannya.

Coba Jawab!
Apa yang dimaksud dengan kritik?
Petunjuk: Cek di halaman 1.

Tonton video ini, yuk!