adjar.id - Apakah Adjarian masih ingat tentang tembang macapat bahasa Jawa?
Kali ini kita akan mencari tahu apa itu tembang macapat serta makna dan fungsinya.
Macapat diyakini muncul pada akhir masa Majapahit dan digunakan sebagai media untuk berdakwah di Pulau Jawa oleh Wali Songo.
Tak hanya di Jawa, tembang macapat juga ditemukan di Bali, Palembang, dan Madura.
Tembang dalam bahasa Jawa diartikan sebagai lagu atau syair, sedangkan macapat adalah maca papat-papat (membaca empat-empat).
Tembang macapat merupakan salah satu karya sastra yang masih dilestarikan hingga sekarang.
Lirik-lirik tembang macapat Jawa digunakan orang tua untuk menidurkan anaknya.
Dalam tembang macapat Jawa terdapat tiga aturan, yaitu guru lagu, guru gatra, dan guru wilangan.
Guru lagu ialah persamaan bunyi saja pada akhir kata dalam setiap baris.
Bunyi lagu pada akhir gatra (a, i, u, e, o) disebut dengan 'dong dinge swara'. Hal ini dimaksudkan akhir suku kata setiap baris harus berupa huruf vokal, misalnya u, a, i, a.
Baris pertama berakhir dengan vokal u, baris kedua berakhir dengan vokal a, baris ketiga dengan vokal i, dan baris keempat berakhir dengan vokal a.