Kehidupan Sosial dan Budaya dari Kesultanan Banten

By Nabil Adlani, Senin, 19 Februari 2024 | 10:05 WIB
Masjid Agung Banten termasuk salah satu peninggalan Kesultanan Banten. (dok. Kemdikbud)

Di bawah pemerintahannya, kehidupan sosial masyarakat Banten secara perlahan berubah.

Pengaruh agama Islam semakin menyebar kuat di masyarakat sampai ke pedalaman.

Masyarakat yang menolak terhadap pengaruh Islam serta bertahan dengan tradisi dan kepercayaan lamanya akan menyingkir ke wilayah pedalaman.

Nah, mereka inilah yang kemudian dikenal dengan Suku Badui yang menganut kepercayaan Sunda Wiwitan.

Perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat Kesultanan Banten juga dipengaruhi oleh ekonomi.

Kesultanan Banten adalah kerajaan maritim yang kehidupan perekonomiannya bertumpu pada perdagangan.

Bahkan pelabuhan Banten sangat ramai dikunjungi oleh para pedagangan dari bangsa lain, misalnya Eropa, Arab, Tiongkok, India, dan lainnya.

Banyaknya pedagang dari berbagai negara yang singgah dan menetap, memberikan pengaruh tersendiri bagi hubungan sosial masyarakat.

Misalnya, dengan adanya pemukiman yang dihuni oleh etnis-etnis tertentu, seperti Pecinan (Kampung Tiongkok), Kampung Melayu, dan lainnya.

Sampai pemerintahan Kesultanan Banten dipegang oleh Sultan Ageng Tirtayasa, kehidupan sosial masarakat Banten masih berjalan damai.

"Kehidupan sosial Kesultanan Banten dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti agama dan ekonomi."

Baca Juga: 4 Penyebab Runtuhnya Kesultanan Banten