adjar.id - Basa kedhaton disebut juga dengan bahasa keraton.
Basa kedhaton merupakan bahasa Jawa yang hanya digunakan di lingkungan keraton oleh para sentana dan abdi.
Dalam penggunaannya, basa kedhaton biasanya digunakan dengan dua cara, yaitu secara lisan dan tulisan.
Secara lisan, artinya basa kedhaton digunakan dalam ruang lingkup keraton, khususnya dalam pelaksanaan adat, Adjarian.
Sedangkan, secara tulisan basa kedhaton digunakan pada penulisan surat edaran atau pemberitahuan keraton.
Nah, untuk mengenal lebih lanjut mengenai basa kedhaton, yuk, simak perbedaan kosakata basa kedhaton dengan bahasa Jawa pada umumnya berikut ini!
Perbedaan Bahasa Keraton dengan Bahasa Jawa pada Umumnya
1. Penggunaan Bentuk Kata Ganti Orang Pertama
Kata ganti orang pertama dalam basa kedhaton:
- Ingsun
- Panjenenganingsun
- Manira
Baca Juga: Mengenal Basa Krama dalam Bahasa Jawa, Materi Bahasa Jawa Kelas X
- Abdi dalem
Kata ganti orang pertama dalam bahasa Jawa secara umum:
- Aku
- Kula
- Kawula
2. Penggunaan Bentuk Kata Ganti Orang Kedua
Kata ganti orang kedua dalam basa kedhaton:
- Sira
- Pakenira
- Sampeyan dalem
- Jengandika
Baca Juga: Jenis dan Contoh Basa Rinengga, Materi Bahasa Jawa Kelas X
Kata ganti orang kedua dalam bahasa Jawa secara umum:
- Kowe
- Sampeyan
- Panjenengan
Berikut adalah beberapa contoh basa kedhaton lainnya dan bahasa Jawanya secara umum:
- Nenda = Mangan
- Puniku = Iku
- Wonten = Ana
- Punapi = Apa
- Dhawak = Dhewe
- Siyos = Sida
Baca Juga: 15 Contoh Rurabasa dalam Bahasa Jawa
- Darbe = Duwe
Nah, itulah yang dimaksud dengan basa kedhaton atau bahasa keraton dan perbedaannya dengan bahasa Jawa pada umumnya.
Coba Jawab! |
Ada berapa cara penggunaan basa kedhaton? |
Petunjuk: Cek halaman 1. |
Tonton video ini juga, yuk!