Pelaksanaan Sistem Tanam Paksa
Menurut Van den Bosch, pelaksanaan sistem tanam paksa harus menggunakan organisasi dan kekuatan tradisional yang sudah ada.
Dalam hal ini, pejabat bumiputra, kepala desa, dan kaum priyayi mempunyai peran yang penting dalam pelaksanaan sistem tanam paksa.
Mereka diharapkan oleh Belanda untuk bisa menggerakkan kaum tani agar menanam tanaman yang laku di pasar dunia.
Kekuasaan mereka juga diperkuat dengan diberikan hak pemilikan atas tanah dan hak istimewa lainnya.
Akhirnya, para puasa pribumi lebih menjadi alat bagi kolonial untuk memudahkan kebijakan yang diinginkan.
Sehingga, masyarakat umum sudah kehilangan pimpinan yang dapat menjadi tempat mereka berlindung di negeri sendiri.
Pengerahan tenaga kerja untuk tanam paksa dilakukan melalui kegiatan, seperti gotong royong, gugur gunung, ataupun sambatan.
Peran penguasa pribumi, kepada desa, dan kaum priyayi sangat penting dalam pelaksanaannya.
O iya, selain sebagai penggerak para petani, kepala desa juga menjadi penghubung dengan pejabat pemerintahan dan atasannya.
Maka dari itu, para kepala desa tetap berada di bawah pengaruh dan pengawasan dari pamong praja karena posisinya begitu penting.
O iya, dalam menjalankan tugasnya, para penguasa pribumi dan kepala desa mendapatkan bonus atau cultuur procenten dari pemerintah Belanda.
Baca Juga: Jawab Soal Alasan Pemerintahan Hindia Belanda Melaksanakan Tanam Paksa