3 Bentuk Paradigma Geografi Tradisional

By Nabil Adlani, Sabtu, 29 April 2023 | 11:00 WIB
Paradigma geografi tradisional termasuk salah satu bentuk paradigma geografi. (pexels/Jan van der Wolf)

adjar.id - Salah satu paradigma geografi adalah paradigma geografi tradisional.

Paradigma merupakan suatu cara pandang keilmuan yang berupa prosedur, asumsi, dan penemuan yang sudah diakui dan diterima oleh sekelompok ilmuan.

Paradigma inilah yang kemudian akan diakui oleh masyarakat pada umumnya, Adjarian.

Sebagai ilmu yang sudah lama mengalami perkembangan, ilmu geografi juga mengalami pergeseran paradigma, lo.

Pergeseran ini mulai dari masa tradisional sampai ke masa temporer.

Nah, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), geografi adalah ilmu tentang permukaan bumi, iklim, penduduk, flora, fauna, serta hasil yang diperoleh dari bumi.

Pengetahuan tentang geografi sudah lama dikenal oleh manusia sejalan dengan semakin berkembangnya peradaban manusia.

Berkembangnya peradaban manusia ini terjadi karena manusia berusaha melangsungkan hidupnya dengan memanfaatkan potensi lingkungan alam yang ada.

Kegiatan yang dilakukan dalam lingkup geografi awalnya berupa mengumpulkan dan menerangkan informasi tentang lingkungan geografi, seperti iklim, topografi, industri, dan lainnya.

Yuk, simak pembahasan tentang paradigma geografi tradisional berikut ini, Adjarian!

"Paradigma geografi tradisional telah berkembang sebelum tahun 1960-an."

Baca Juga: Mengenal Tokoh-Tokoh Geografi Klasik

Paradigma Geografi Tradisional

Selama masa geografi tradisional, berkembang tiga paradigma geografi yang meliputi:

1. Paradigma Eksplorasi

Paradigma eksplorasi ditandai dengan adanya berbagai penemuan baru.

Hal ini ditunjukkan dengan semakin giatnya upaya pemetaan, pengumpulan fakta, dan penggambaran di wilayah baru yang belum diketahui.

Kegiatan ini akan menghasilkan tulisan, peta, dan gambar yang memberikan manfaat bagi para geograf untuk menyempurnakan yang sudah ada.

Sifat dari produk yang dihasilkan oleh paradigma eksplorasi ini berupa klasifikasi dan deskripsi wilayah baru yang dilengkapan dengan fakta-fakta lapangan.

Maka dari itu, banyak pihak yang menyebutnya sebagai era gagasan secara geografi dalam bentuk deskripsi sederhana dari pengaturan dan klasifikasi data sederhana.

2. Paradigma Environmentalisme

Paradigma environmentalisme adalah kelanjutan dari paradigma terdahulu.

Adanya dorongan peningkatan produk yang lebih akurat dan detail menuntut peneliti melakukan pengukuran yang lebih mendapat terkait elemen fisik.

Baca Juga: Perkembangan Ilmu Geografi, Materi IPS Kelas 10 Kurikulum Merdeka

Paradigma enviromentalisme ini berkembang dan populer pada akhir abad ke-19, Adjarian.

Bentuk-bentuk analisis secara mendalam, seperti analisis morfometrik, analisis network, dan sebab-akibat sangat berkembang.

Perkembangan lebih lajut terlihat dengan adanya hubungan antara manusia dengan lingkungannya,

Hubungan inilah yang kemudian menunjukkan bahwa manusia tidak lagi menerima alam apa adanya.

3. Paradigma Regionalisme

Paradigma regionalisme muncul karena adanya sintesis hubungan manusia dengan lingkungan.

Sehingga memunculkan konsep-konsep tentang region atau wilayah.

Beberapa konsep yang muncul, yaitu adanya pembagian wilayah berdasarkan tipenya, serta formal dan fungsional.

Selain itu juga termasuk konsep perwilayahan berdasarkan hierarki dan kategori.

Pada masa paradigma regionalisme berkembang juga analisis temporal.

"Paradigma geografi tradisional terbagi menjadi tiga, yaitu paradigma eksplorasi, paradigma environmentalisme, dan paradigma regionalisme."

Baca Juga: Mengenal Contoh Objek Formal Geografi

Nah, itulah tiga paradigma geografi tradisional. salah satunya adalah paradigma eksplorasi.

Coba Jawab!
Apa yang dimaksud dengan paradigma eksplorasi?
Petunjuk: Cek halaman 2.

---

Sumber: Buku Geografi untuk Kelas X SMA/MA karya Eni Anjayani dan Tri Haryanto.