4 Penyebab Runtuhnya Kerajaan Mataram Islam

By Nabil Adlani, Jumat, 14 April 2023 | 11:00 WIB
Adanya perselisihan di dalam kerajaan merupakan salah satu penyebab runtuhnya Kerajaan Mataram Islam. (Kompas.com/Anggara Wikan Prasetya)

adjar.id - Kerajaan Mataram Islam merupakan salah satu kerajaan Islam di Indonesia.

Puncak kejayaan Kerajaan Mataram Islam terjadi pada masa pemerintahan Sultan Agung pada tahun 1613 sampai 1645 M.

Wilayah kekuasaan dari Kerajaan Mataram Islam di masa puncak kejayaannya membentang hampir di seluruh Pulau Jawa, Adjarian.

Pusat pemerintahan Kerajaan Mataram Islam berada di wilayah Kuthagedhe yang saat ini berada di Yogyakarta.

Akan tetapi, setelah wafatnya Sultan Agung, lama kelamaan Kerajaan Mataram Islam mulai mengalami kemunduran.

Kerajaan Mataram Islam akhirnya runtuh pada tahun 1755 M karena beberapa alasan.

Berikut beberapa penyebab runtuhnya Kerajaan Mataram Islam.

"Puncak kejayaan dari Kerajaan Mataram Islam terjadi pada masa pemerintahan Sultan Agung."

Penyebab Runtuhnya Kerajaan Mataram Islam

1. Kemunduran Sosial Ekonomi

Pada masa pemerintahan Sultan Agung, Kerajaan Mataram Islam sangat menentang kolonialisme.

Dalam sejarahnya, tercatat dua kali Kerajaan Mataram Islam di bawah pemerintahan Sultan Agung menyerang VOC di Batavia.

Baca Juga: Berasal dari Satu Kerajaan yang Sama, Apa Bedanya Keraton Yogyakarta dan Surakarta?

Walaupun sudah mengerahkan banyak pasukan, serangan dari Mataram Islam di tahun 1628 dan 1629 mengalami kegagalan.

Karena itulah keadaan ekonomi rakyat dari Kerajaan Mataram Islam menjadi menurun dan susah.

Hal ini karena sebagian masyarakat Kerajaan Mataram Islam dipaksa untuk pergi berperang.

Setelah masa pemerintahan Sultan Agung, Kerajaan Mataram Islam semakin sering melakukan peperangan.

Sehingga, ekonomi kerajaan semakin menurun dan penduduk di pedalaman juga semakin menyusut.

Rakyat kerajaan juga harus hidup dengan kemiskinan, kelaparan, dan kegelisahan sosial.

Nah, kemunduran ekonomi inilah yang kemudian membuat angka kriminalitas semakin tinggi dan banyak orang-orang yang semakin hilang kendali.

2. Campur Tangan dari Belanda

Raja-raja yang menggantikan Sultan Agung banyak memberikan izin bagi Belanda untuk ikut campur dalam masalah kerajaan.

Hal itu karena raja-raja tersebut tidak siap untuk memperbaiki kondisi sosial ekonomi rakyat dan gerakan dari negara-negara yang sudah ditaklukkan.

Kerja sama dengan Belanda ini dilakukan untuk mengatasi pemberontakan daerah dan pewaris Sultan Agung, yaitu Amangkurat I.

Baca Juga: 7 Peninggalan Kerajaan Mataram Islam, Salah Satunya Menjadi Tempat Wisata di Yogyakarta

Kesempatan inilah yang kemudian dimanfaatkan dengan baik oleh Belanda yang berambisi untuk menguasai Pulau Jawa.

Sejak itulah Kerajaan Mataram Islam dan VOC selalu terlibat dalam perjanjian yang kebanyakan merugikan kerajaan.

3. Negara yang Melepaskan Diri

Pemerintahan Sultan Agung berambisi untuk menyatukan tanah Jawa di bawah kekuasaan Kerajaan Mataram Islam.

Akan tetapi, setelah pemerintahan Sultan Agung, banyak usaha ekspansi dan perebutan kekuasaan di Jawa yang membuat sosial ekonomi penduduk menurun.

Akibatnya muncul ketegangan politik di dalam kerajaan ataupun di wilayah yang sudah ditaklukkan, yang memunculkan gerakan disintegrasi.

Kerajaan-kerajaan kecil banyak yang membuat gerakan pemisahan diri dari Kerajaan Mataram Islam yang tidak bisa dihentikan oleh raja-raja setelah Sultan Agung.

4. Perselisihan di Dalam Kerajaan

Adanya pengaruh dari Belanda memunculkan terjadinya perselisihan di dalam kerajaan antara pewaris takhta Kerajaan Mataram Islam.

Nah, adanya perselisihan tersebut dimanfaatkan Belanda untuk melemahkan Kerajaan Mataram Islam.

Belanda menerapkan taktik adu domba untuk memecah belah keluarga kerajaan sampai muncul pergolakan di dalam kerajaan.

Baca Juga: Daftar Raja Kerajaan Mataram Islam, Salah Satunya Memimpin Penyerangan ke VOC

Perselisihan ini mencapai puncak saat Perjanjian Giyanti ditandatangani pada 13 Februari 1755.

Dalam kesepakatan ini, Kerajaan Mataram Islam terbagi menjadi dua, yaitu Kasultanan Ngayogyakarta dan Kasunanan Surakarta.

Kasultanan Ngayogyakarta dipimpin oleh Hamengkubuwono I, sedangkan Kasunan Surakarta dipimpin oleh Pakubuwono I.

Pecahnya Kerajaan Mataram Islam menjadi dua ini menjadi akhir dari berdirinya Kerajaan Mataram Islam.

"Penyebab runtuhnya Kerajaan Mataram Islam, yaitu kemunduran sosial ekonomi, campur tangan Belanda, negara yang melepaskan diri, dan perselisihan di dalam kerajaan."

Nah, itulah beberapa penyebab runtuhnya Kerajaan Mataram Islam, Adjarian.

Coba Jawab!
Kapan Kerajaan Mataram Islam runtuh?
Petunjuk: Cek halaman 1.

---

Sumber: Buku Sejarah Indonesia SMA/MA/SMK/MAK Kelas X Edisi Revisi 2017 karya Restu Gunawan, dkk.