Walaupun sudah mengerahkan banyak pasukan, serangan dari Mataram Islam di tahun 1628 dan 1629 mengalami kegagalan.
Karena itulah keadaan ekonomi rakyat dari Kerajaan Mataram Islam menjadi menurun dan susah.
Hal ini karena sebagian masyarakat Kerajaan Mataram Islam dipaksa untuk pergi berperang.
Setelah masa pemerintahan Sultan Agung, Kerajaan Mataram Islam semakin sering melakukan peperangan.
Sehingga, ekonomi kerajaan semakin menurun dan penduduk di pedalaman juga semakin menyusut.
Rakyat kerajaan juga harus hidup dengan kemiskinan, kelaparan, dan kegelisahan sosial.
Nah, kemunduran ekonomi inilah yang kemudian membuat angka kriminalitas semakin tinggi dan banyak orang-orang yang semakin hilang kendali.
2. Campur Tangan dari Belanda
Raja-raja yang menggantikan Sultan Agung banyak memberikan izin bagi Belanda untuk ikut campur dalam masalah kerajaan.
Hal itu karena raja-raja tersebut tidak siap untuk memperbaiki kondisi sosial ekonomi rakyat dan gerakan dari negara-negara yang sudah ditaklukkan.
Kerja sama dengan Belanda ini dilakukan untuk mengatasi pemberontakan daerah dan pewaris Sultan Agung, yaitu Amangkurat I.
Baca Juga: 7 Peninggalan Kerajaan Mataram Islam, Salah Satunya Menjadi Tempat Wisata di Yogyakarta