Sejarah Kerajaan Gowa Tallo: Masa Kejayaan dan Keruntuhan

By Nabil Adlani, Rabu, 8 Maret 2023 | 11:15 WIB
Kerajaan Gowa dan Tallo pada masa kejayaannya berhasil menjadi pusat perdagangan terbesar di wilayah timur nusantara.
Kerajaan Gowa dan Tallo pada masa kejayaannya berhasil menjadi pusat perdagangan terbesar di wilayah timur nusantara. (Dok. Kemdikbud)

adjar.id - Kerajaan Gowa Tallo merupakan salah satu kerajaan bercorak Islam yang ada di Sulawesi.

Munculnya kerajaan-kerajaan bercorak Islam di Sulawesi tidak terlepas dari peran perdagangan yang berlangsung saat itu, Adjarian.

Lokasi Kerajaan Gowa Tallo ini berada di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

Pada abad ke-15, kerajaan ini terbagi menjadi dua, yaitu Kerajaan Gowa dan Kerajaan Tallo.

Lalu, di masa pemerintahan Raja Daeng Matanre Karae Tumapa'risi Kallonna, Gowa dan Tallo bersatu.

Sejak saat itulah Kerajaan Gowa dan Kerajaan Tallo disebut sebagai Kerajaan Gowa Tallo atau Kerajaan Makassar.

Kerajaan Gowa Tallo memasuki masa Islam pada abad ke-16 dan disebut sebagai Kesultanan Gowa Tallo.

Sebelum menjadi kerajaan Islam, Kerajaan Gowa Tallo sering berperang dengan kerajaan lain di Sulawesi Selatan, misalnya dengan Kerajaan Luwu, Bone, Wajo, dan Soppeng.

Masa kejayaan Kerajaan Gowa Tallo terjadi pada masa pemerintahan Sultan Hasanuddin atau yang dijuluki Ayam Jantan dari Timur.

Nah, berikut sejarah Kerajaan Gowa Tallo selengkapnya.

"Sebelum menjadi satu, Kerajaan Gowa Tallo merupakan gabungan dari dua kerajaan, yaitu Kerajaan Gowa dan Kerajaan Tallo."

Baca Juga: Jawab Soal Makna dan Pelajaran dari Perjanjian Bongaya di Sulawesi

Sejarah Kerajaan Gowa Tallo

Sejarah Kerajaan Gowa Tallo terbagi dalam dua periode, yaitu sebelum masuk Islam dan sesudah masuk Islam.

Awalnya, di wilayah Gowa terdapat sembilan komunitas yang disebut dengan Bate Salapang atau Sembilan Bendera.

Pada abad ke-14, sembilan komunitas itu akhirnya membentuk satu kerajaan yang disebut dengan Kerajaan Gowa.

Saat itu, masyarakat dan penguasa di Kerajaan Gowa masih menganut kepercayaan animisme.

Bahkan di abad ke-15 Kerajaan Gowa pernah ternagi menjadi dua setelah masa pemerintahan Tonatangka Lopi.

Hal ini terjadi karena perang saudara antara Batara Gowa dan Karaeng Loe ri Sero untuk memperebutkan takhta peninggalan ayahnya, yaitu Tonatangka Lopi.

Pertempuran tersebut dimenangkan oleh Batara Gowa, sehingga Karaeng Loe ri Seri turun ke muara sungai Tallo dan membentuk Kerajaan Tallo.

Akhirnya, Raja Daeng Matanre Kareng Tumapa'risi Kallonna dari Gowa membentuk perjanjian dengan Kerajaan Tallo.

Kesepakatan itu dibentuk pada tahun 1565 dengan nama "Dua Raja tetapi Satu Rakyat".

Perjanjian tersebut berisi kedua kerajaan tidak boleh lagi saling melawan dan harus bersatu.

Setelah bersatu, kerajaan ini dikenal dengan nama Kerajaan Gowa Tallo atau Kerajaan Makassar dengan menggunakan sistem pembagian kekuasaan.

Baca Juga: Sejarah Kerajaan Pontianak: Masa Berdiri, Kejayaan, dan Keruntuhan

Raja kerajaan dipilih berdasarkan garis keturunan Kerajaan Gowa, sementara perdana menteri dipilih berdasarkan garis keturunan Kerajaan Tallo.

Kerajaan Gowa dan Tallo mulai memeluk Islam seiring dengan banyaknya pedagang Islam yang berdagang di sana.

Hal ini karena Kerajaan Gowa Tallo terkenal sebagai pusat perdagangan di wilayah timur nusantara.

Pada akhir abad ke-16, Kerajaan Gowa Tallo akhirnya menjadi kerajaan Islam, Adjarian.

Raja pertama yang memeluk Islam adalah I Mangarangi Daeng Manrabbia yang memiliki gelar Sultan Alauddin I.

"Kerajaan Gowa Tallo bersatu karena adanya kesepakatan yang dibentuk antara Kerajaan Gowa dan Kerajaan Tallo di tahun 1565."

Masa Kejayaan Kerajaan Gowa Tallo

Masa kejayaan dari Kerajaan Gowa Tallo terjadi pada tahun 1653 pada masa pemerintahan Sultan Hasanuddin yang dijuluki Ayam Jantan dari Timur.

Kerajaan ini pada masa kejayaannya dikenal sebagai negara maritim yang menjadi pusat perdagangan di bagian timur nusantara.

Sementara itu, di bidang sosial, pemerintahan Sultan Hasanuddin berhasil memajukan kebudayaan dan pendidikan Islam.

Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya murid-murid dari Gowa Tallo yang belajar agama Islam sampai ke Banten.

O iya, Sultan Hasanuddin merupakan raja yang sangat anti terhadap bangsa asing.

Baca Juga: Sejarah Kerajaan Banjar: Masa Berdiri, Kejayaan, dan Keruntuhan

  

Maka dari itu, ia sangat menentang datangnya VOC yang saat itu berkuasa di wilayah Ambon, Maluku.

"Masa kejayaan Kerajaan Gowa Tallo terjadi pada masa pemerintahan Sultan Hasanuddin."

Masa Keruntuhan Kerajaan Gowa Tallo

Kerajaan Gowa Tallo mulai mengalami kemunduran saat VOC berhasil menguasai sebagian besar kerajaan kecil di Sulawesi.

Sultan Hasanuddin tidak tinggal diam, ia berupaya melakukan perlawanan dengan dibantu kekuatan seluruh Kerajaan Indonesia Timur.

Peperangan dengan VOC terjadi, Kerajaan Gowa Tallo pada peperangan tersebut dipimpin langsung oleh Sultan Hasanuddin.

Akan tetapi, VOC menambah jumlah pasukannya yang membuat Kerajaan Gowa Tallo semakin terdesak.

Akhirnya, di tahun 1667 Kerajaan Gowa Tallo mengakui kekalahannya dengan menandatangani Perjanjian Bongaya yang sangat merugikan kerajaan.

Setelah perjanjian tersebut, Sultan Hasanuddin turun takhta dan digantian oleh Sultan Amir Hamzah.

Perjanjian Bongaya inilah yang menjadi awal keruntuhan Kerajaan Gowa Tallo, Adjarian.

"Masa keruntuhan Kerajaan Gowa Tallo terjadi karena adanya Perjanjian Bongaya dan Sultan Hasanuddin turun takhta."

Nah, itulah sejarah Kerajaan Gowa Tallo yang merupakan salah satu kerajaan Islam di Sulawesi Selatan.

Baca Juga: Sejarah Kerajaan Selaparang di Lombok

  

Coba Jawab!
Pada masa siapa Kerajaan Gowa Tallo mencapai puncak kejayaan?
Petunjuk: Cek halaman 3.

---

Sumber: Buku Sejarah Indonesia SMA/MA/SMK/MAK Kelas X Edisi Revisi 2017 karya Restu Gunawan, dkk.