adjar.id – Pers di Indonesia mulai terbentuk pada awal abad ke-20.
Saat itu, para priyayi mulai menuangkan gagasannya melalui pers atau media cetak mengenai isu-isu perubahan.
Isu-isu yang dipopulerkan terkait peningkatan status sosial serta peningkatan kehidupan di bidang sosial, ekonomi, politik, dan budaya.
Dalam buku Sejarah Indonesia kelas 11 semester 1 edisi revisi 2017, ada soal pada bagian Latih Ulangan Akhir Bab di halaman 238.
Soal tersebut meminta kita untuk menjelaskan peran pers dalam memajukan pola pikir masyarakat sehingg dapat mendukung perjungan bangsa.
Nah, kali ini kita akan membahas soal tersebut, Adjarian.
Media pers yang berbentuk surat kabar dan majalah mempunyai peran besar dalam penyebarluasan nasionalisme di Indonesia.
Penerbitan pers di Indonesia didukung oleh para golongan terpelajar yang menjadi penulis, penyiar berita, dan wartawan.
Peran Pers dalam Memajukan Pola Pikir Masyarakat
Awal abad ke-20 menjadi pembuka dari lahirnya pers di Indonesia.
Pers menjadi sarana berpartisipasi dalam pergerakan nasional, kemajuan nasional, dan gerakan emansipasi.
Baca Juga: Sejarah Hari Pers Nasional yang Diperingati Setiap 9 Februari
Orang-orang pertama yang aktif dalam dunia pers Indonesia saat itu di antaranya H.C.O Clockener Brosson, E.F. Wigger, dan G. Francis.
O iya, di abad ke-20 ini juga para penerbit Tionghoa mulai bermunculan yang menjadikan pertumbuhan surat kabar berkembang pesat.
Dalam perkembangan kaum bumiputra, mereka juga ikut ambil bagian dalam dunia pers di Indonesia.
Awalnya, mereka magang pada jurnalis Indo dan Tionghoa, kemudian peran mereka meningkat sebagai redaktur dari surat kabar tersebut.
R.M. Tirtoadisuryo, F.D.J. Pangemanan, dan R.M Tumenggung Kusuma Utaya merupakan merupakan orang-orang penerbit bumiputra pertama di Batavia pada pertengahan abad ke-20.
Di Surakarta, R. Dirdjoatmojo menyunting Djawi Kanda yang diterbitkan oleh Albert Rusche & Co.
Sementara di Yogyakarta Dr. Wahidin Sudirohusodo sebagai redaktur jurnal berbahasa Jawa, Retnodhoemillah diterbitkan oleh Firma H. Buning.
Bermunculannya media cetak itu segera diikuti dengan munculnya sejumlah jurnalis bumiputra lainnya.
Para penulis bumiputra itulah yang memberikan wawasan dan embrio kebangsaan melalui artikel, komentar, dan mengungkapkan solidaritas kebangsaan di antara mereka dan para pembaca.
Para pembaca dari tulisan-tulisan para penulis bumiputra ini kebanyakan adalah kaum muda terpelajar.
Sementara itu, pergerakan kebudayaan cetak mulai masuk di beberapa kota kolonial, seperti Surabaya, Semarang, dan Padang.
Baca Juga: Materi TWK CPNS Fungsi, Peranan, dan Kewajiban Pers di Indonesia
Adanya kebudayaan cetak memudahkan kaum terdidik untuk mendapatkan informasi.
Melalui pers inilah perkembangan setiap pergerakan kebangsaan bisa segera diketahui oleh masyarakat dengan mudah.
Sehingga masyarakat mulai menyadari pentinya peran pers dalam membantu perjuangan Indonesia menuju kemerdekaan.
Beberapa peran pers dalam mendukung perjuangan bangsa, di antaranya:
1. Menyadarkan masyarakat Indonesia mengenai kemerdekaan yang menjadi hak yang terus diperjuangkan.
2. Mengembangkan dan membangkitkan rasa percaya diri bangsa yang menjadi penggerak dalam mendapatkan kemerdekaan.
3. Menyadari bangsa Indonesia tentang praktik politik kolinial oleh Belanda di Indonesia.
4. Membangkitkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa.
Nah, itulah pembahasan soal tentang peran pers dalam memajukan pola pikir masyarakat sehingga dapat mendukung perjuangan bangsa.