Jawab Soal Kaitan Korupsi dan Bubarnya VOC

By Nabil Adlani, Jumat, 7 Oktober 2022 | 15:20 WIB
Bubarnya VOC terjadi karena praktik korupsi yang dilakukan para pejabatnya. (unsplash/Adrien Olichon)

Kemudian, Gunernur Jendral Jacob Mosel juga mengeluarkan ordonansi baru tahun 1754 yang mengatur kendaraan kebesaran.

Posisi jabatan dan berbagai simbol kehormatan tersebut tidaklah lengkap tanpa adanya upeti dan hadiah.

Sistem upeti ternyata terjadi juga di kalangan para pejabat, dari pejabat di bawahnya kepada pejabat yang jabatannya lebih tinggi.

Hal ini semua terkait dengan mekanisme pergantian jabatan di tubuh organisasi VOC yang bermuatan korupsi.

Misalnya, Gubernur Jendral Van Hoorn menumpuk harta sampai 10 juta gulden saat kembali ke Belanda tahun 1709.

Padahal gaji resmi dari gubernur jendral ini hanya sekitar 700 gulden setiap bulannya.

Kemudian, Gubernur Maluku berhasil mengumpulkan kekayaan sekitar 20 sampai 30 ribu gulden dalam waktu 4 sampai 5 tahun dengan gaji 150 gulden per bulannya.

Agar seseorang bisa menjadi karyawan VOC, harus ada uang sogokan yang diberikan ke pengurus VOC di Belanda dengan tarif yang berbeda-beda, mulai dari 120 sampai 3.500 gulden.

Perilaku korupsi yang dilakukan para pejabat VOC ini dilakukan untuk mendapatkan kehormatan dan kemewahan sesaat.

Beberap bentuk praktik tindak korupsi di VOC di antaranya, penyelundupan barang ekspor, laporan keuangan palsu, mark up nota pembelian, dan sogokan penerimaan pegawai.

Beban utang VOC menjadi semakin berat, sehingga pada akhirnya VOC harus mengalami kebangkrutan.

Baca Juga: Jawab Soal yang Dimaksud Pelayaran Hongi dan Praktiknya oleh VOC

Bahkan sampai ada yang memberikan sebutan bahwa VOC ialah "Vergaan Onder Corruptie" atau 'tenggelam karena korupsi'.

Dalam kondisi bangkrut, VOC sudah tiak lagi bisa berbuat banyak.

Menurut penilaian pemerintah, keberadaan VOC sebagai kongsi dagang yang menjalankan roda pemerintah di negeri jajahan tidak bisa dilanjutkan lagi.

Hingga kemudian, tanggal 31 Desember 1799 VOC secara resmi dinyatakan bubar.

Kemudian, seluruh utang dan segala milik VOC diambil alih oleh pemerintah Belanda.

Nah, itulah pembahasan soal seputar kaitan korupsi dan bubarnya VOC yang menjalankan roda pemerintahan Belanda di Nusantara, Adjarian.