adjar.id – Sudah tahu tentang perspektif perubahan sosial?
Para ahli sosiologi dan ilmu-ilmu humaniora mengeluarkan beberapa perspektif atau sudut pandang dari suatu perubahan sosial.
Dari beberapa perspektif itu, akhirnya bisa melahirkan beberapa teori yang menjadi dasar berpijaknya para ilmuwan untuk mengungkapkan perubahan sosial dalam masyarakat.
Nah, kali ini kita akan membahas mengenai empat perspektif dari perubahan sosial yang menjadi materi sosiologi kelas 12 SMA.
Menurut Selo Soemardjan, perubahan sosial adalah perubahan pada lembaga masyarakat dalam suatu masyarakat yang memengaruhi sistem sosial.
Termasuk juga di dalamnya nilai, sikap, dan pola perilaku dalam suatu kelompok masyarakat.
Yuk, kita cari tahu empat perspektif perubahan sosial berikut ini, Adjarian!
“Perubahan sosial merupakan suatu hal yang sangat penting kaitannya dengan usaha manusia untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan hidupnya.”
Perspektif Perubahan Sosial
Berikut ini empat prespektif dari perubahan sosial, yaitu:
1. Perspektif Evolusi
Baca Juga: Bentuk Perubahan Sosial Menurut Soekanto
Perspektif evolusi pada dasarnya berpijak pada perubahan yang memerlukan waktu yang cukup lama atau proses yang cukup panjang.
Dalam proses tersebut terdapat beberapa tahapan yang harus dilalui untuk mencapai perubahan yang diinginkan.
Nah, dari perspektif ini akhirnya melahirnya berbagai macam teori tentang evolusi.
Teori yang berasal dari perspektif evolusi yaitu unilinear theories of evolution, universal theories of evolution, dan multilined theories of evolution.
Meski begitu, menurut Paul B. Horton dan Chester L. Hunt ada beberapa kelemahan dalam teori evolusi, di antaranya:
- Data yang menunjang penentu tahapan-tahapan dalam masyarakat menjadi sebuah rangkaian tahapan seringkali tidak cermat.
- Urut-urutan dalam tahap-tahap perkembangan tidak sepenuhnya tegas.
- Pandangan yang menyatakan bahwa perubahan sosial akan berakhir pada puncaknya ketika masyarakat telah mencapai kesejahteraan dalam arti yang seluas-luasnya.
“Perspektif evolusi berpijak pada perubahan yang memerlukan waktu yang lama atau proses yang panjang.”
2. Perspektif Konflik
Perspektif konflik menjelaskan bahwa pertentangan atau konflik bermula dari pertikaian kelas antara kelompok yang menguasai modal dengan kelompol yang tertindas secara materiil.
Baca Juga: 4 Konsep untuk Menganalisis Perubahan Sosial Budaya dalam Masyarakat
Hal inilah yang kemudian membuat terjadinya perubahan sosial.
Sumber yang paling penting dalam perubahan sosial menurut perspektif konflik adalah konflik kelas sosial di dalam masyarakat.
Perspektif ini mempunyai prinsip bahwa konflik sosial dan perubahan sosial merupakan dua hal yang melekat pada struktur masyarakat.
Perspektif ini menilai bahwa sesuatu yang tetap atau konstan dalam masyarakat merupakan konflik sosial bukan perubahan sosial.
Karena perubahan merupakan akibat dari adanya konflik sosial dalam masyarakat, Adjarian.
Secara umum, perspektif konflik berpandangan bahwa perubahan sosial di masyarakat terjadi karena beberapa faktor, di antaranya:
- Setiap masyarakat terus-menerus berubah.
- Setiap komponen masyarakat biasanya menunjang perubahan masyarakat.
- Setiap masyarakat biasanya berada dalam konflik dan ketegangan.
- Kestabilan sosial akan tergantung pada tekanan terhadap golongan yang satu oleh golongan yang lainnya.
“Duda tokoh yang pemikirannya menjadi pedoman dalam perspektif konflik yaitu Karl Marx dan Ralf Dahrendorf.”
Baca Juga: Faktor-Faktor Endogen Penyebab Perubahan Sosial dalam Masyarakat
3. Perspektif Fungsionalis
Konsep yang berkembang dari perspektif fungsionalis adalah kesenjangan budaya atau disebut cultural lag.
Konsep ini mendukung perspektif fungsionalis untuk menjelaskan bahwa perubahan sosial itu tidak lepas dari hubungan antara unsur-unsur kebudayaan dalam masyarakat.
Menurut perspektif fungsionalis, beberapa unsur kebudayaan bisa saja berubah dengan sangat cepat.
Sementara unsur yang lainnya berubah sangat lambat, sehingga tidak bisa mengikuti kecepatan perubahan unsur yang berjalan sangat cepat tersebut.
Pandangan perspektif fungsionalis dalam melihat suatu perubahan sosial dalam masyarakat di antaranya:
- Setiap masyarakat relatif bersifat stabil.
- Setiap komponen masyarakat biasanya menunjang kestabilan masyarakat.
- Setiap masyarakat biasanya relatif terintegrasi.
- Kestabilan sosial sangat tergantung dari kesepakatan bersama dalam anggota kelompok masyarakat.
“Para penganut perspektif ini lebih menerima perubahan sosial sebagai sesutau yang konstan dan tidak memerlukan penjelasan.”
Baca Juga: Faktor-Faktor Penghambat Terjadinya Perubahan Sosial Budaya
4. Perspektif Siklis
Menurut perspektif siklis, suatu perubahan sosial itu tidak bisa dikendalikan sepenuhnya oleh siapapun dan oleh apapun.
Hal ini karena dalam setiap masyarakat sudah terdapat siklus atau perputaran yang harus diikutinya.
Perspektif siklis berpandangan bahwa kebangkitan dan kemunduran suatu kebudayaan atau kehidupan sosial merupakan hal yang wajar dan tidak bisa dihindari.
Oleh karena itu, tidak menutup kemungkinan perubahan sosial bisa membawa kemunduran atau membawa ke arah yang lebih baik.
Nah, itu tadi Adjarian, empat perspektif perubahan sosial, salah satunya perspektif evolusi.
Coba Jawab! |
Apa saja kelemahan dalam teori evolusi? |
Petunjuk: Cek halaman 2. |
Tonton juga video ini, yuk!