Pengelompokan Jenis Teori Nilai Barang dalam Ekonomi

By Nabil Adlani, Selasa, 2 Agustus 2022 | 09:40 WIB
Teori nilai barang dalam ekonomi terbagi menjadi teori nilai objektif dan teori nilai subjektif. (unsplash/Tyler Casey)

adjar.id – Dalam ekonomi, terdapat pengelompokkan jenis teori nilai barang.

Barang dan jasa sebagai alat pemuas kebutuhan manusia jumlahnya sangat terbatas, Adjarian.

Sehingga tidak setiap orang mampu memilikinya, padahal barang dan jasa sangat dibutuhkan dan bermanfaat bagi manusia.

Nah, kali ini kita akan membahas mengenai pengelompokkan dari jenis-jenis teori nilai barang yang menjadi materi ekonomi kelas 10 SMA.

O iya, barang yang mempunyai manfaat bagi manusia bisa dikatakan mempunyai nilai bagi manusia.

Jadi, barang-barang yang mempunyai nilai berarti barang itu memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Maka dari itu, nilai barang diartikan sebagai kemampuan barang untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Yuk, kita simak penjelasan mengenai pengelompokkan jenis teori nilai barang berikut ini, Adjarian!

“Barang dikatakan memiliki nilai bagi manusia jika bermanfaat dalam kehidupan manusia.”

Baca Juga: 5 Penggolongan Kegunaan Barang bagi Manusia

Teori Nilai Barang

Teori nilai barang dikelompokan ke dalam beberapa jenis, yaitu:

1. Teori Nilai Objektif

Beberapa ahli ekonomi melakukan penelitian tentang bagaimana terjadinya nilai terhadap barang atau jasa melahirkan teori nilai objektif sebagai berikut:

Teori Nilai Biaya Produksi

Teori nilai biaya produksi dikemukakan oleh Adam Smith.

Menurut Adam Smith, nilai suatu barang atau jasa ditentukan oleh biaya yang dikeluarkan produsen untuk memproduksi barang atau jasa tersebut.

Semakin tinggi biaya produksi, maka nilai dari barang tersebut akan semakin tinggi.

Teori Nilai Biaya Produksi Tenaga Kerja

Baca Juga: Syarat Pembayaran dan Penyerahan dalam Perusahaan Dagang

Teori nilai biaya produksi tenaga kerja dikemukakan oleh David Ricardo.

Menurut teori ini, nilai suatu barang ditentukan oleh biaya tenaga kerja yang digunakan untuk memproduksi barang tersebut.

Tenaga kerja yang dimaksud di sini meliputi tenaga kerja manusia, mesin, dan peralatan lain yang digunakan.

Teori Nilai Lebih

Teori nilai lebih dikemukakan oleh Karl Marx.

Menurutnya, barang dinilai berdasarkan biasa rata-rata tenaga kerja di masyarakat.

Karl Marx juga berpendapat bawa upah yang diberikan kepada buruh tidak sesai dengan harga barang yang dijual, sehingga terjadi pemerasan terhadap buruh.

Nah, keuntungan atau laba yang diterima pengusaha didapat dari selisih nilai jual dengan biaya produksi yang rendah karena adanya pemerasan terhadap buruh.

Hal inilah yang membuat teori ini disebut dengan teori nilai lebih.

Baca Juga: 4 Tujuan Kegiatan Produksi dan Penjelasannya

Teori Nilai Reproduksi

Teori nilai reproduksi dikemukakan oleh Carey yang menurutnya nilai suatu barang ditentukan oleh biaya pembuatan atau biaya reproduksi barang tersebut.

Oleh karena itu, nilai barang ditentukan oleh harga-harga bahan pada saat barang tersbeut akan dibuat kembali.

Teori Nilai Pasar

Teori nilai pasar dikemukakan oleh Hummed dan Locke yang menurutnya, nilai suatu barang ditentukan oleh jumlah permintaan dan penawaran di pasar.

“Teori nilai objektif terdiri atas lima jenis, di antaranya teori nilai biaya produksi dan teori nilai biaya produksi tenaga kerja.”

2. Teori Nilai Subjektif

Menurut teori nilai subjektif, nilai suatu barang ditentukan oleh utilitas dari barang tersebut.

Setiap orang akan memiliki utilitas yang berbeda untuk suatu barang yang sama.Teori nilai subjektif terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

Baca Juga: Apa Itu Biaya Produksi?

Hukum Gossen I

Hukum Gossen I mengemukakan tentang gejala tambahan kepuasan yang tidak proporsional yang dikenal dengan The Law of Diminishing Marginal Utility.

Hukum Gossen I berbunyi, jika suatu barang yang dikonsumsi dalam jangka waktu tertentu ditambah, maka kepuasan total yang didapatkan juga bertambah.

Akan tetapi, kepuasan marjinal pada titik tertentu akan semakin berkurang.

Hukum Gossen II

Pada Hukum Gossen II, dikemukakan bahwa manusia akan berusaha memuaskan yang beraneka ragam sampai mencapai titik intensitas yang sama.

Artinya, manusia akan membagi-bagi pengeluaran uangnya sedemikian rupa sehingga kebutuhannya terpenuhi secara seimbang.

Teori Nilai Subjektif

Teori nilai subjektif dikemukakan oleh Carl Manger.

Baca Juga: Faktor-Faktor Produksi dalam Usaha Ekonomi

Menurutnya, nilai ditentukan oleh faktor subjektif dibandungkan faktor objektif karena nilai berasal dari kepuasan manusia.

Hal ini terjadi karena kebutuhan manusia lebih banyak dibanding barang atau jasa yang tersedia.

Maka untuk memuaskan kebutuhannya, manusia akan memilih secara rasional antara barang atau jasa alternatif yang tersedia.

“Dalam teori nilai subjektif dikemukakan prinsip pengkategorian barang atau jasa menurut intensitasnya.”

Nah, itu tadi Adjarian, pengelompokan teori nilai barang dalam ekonomi yang terbagi menjadi dua, yaitu teori nilai objektif dan subjektif.