Hal ini diterapkan dengan menggunakan sinyal yang kemudian disimbolkan dalam bentuk titik dan garis, Adjarian.
Nah, bentuk titik dan garis inilah yang kemudian disusun dengan sedemikian rupa menjadi karakter-karakter tertentu.
Sandi morse ini dipelajari dalam kegiatan pramuka sebagai bentuk keterampilan yang dimiliki oleh anggota pramuka.
Biasanya dalam kegiatan pramuka, kode-kode dalam sandi morse ini disampaikan dengan menggunakan bendera, senter, ataupun peluit.
Jika menggunakan peluit, maka peluit akan ditiup dengan durasi yang mewakili bentuk titik dan garis.
Suara peluit dengan durasi pendek melambangkan bentuk titik dan suara peluit dengan durasi panjang melambangkan bentuk garis.
Dengan begitu, penerima pesan akan memahami suara peluit yang didengarnya.
Baca Juga: Siapa Pendiri Pramuka di Indonesia dan Dunia?
Sejarah Sandi Morse
Sandi morse pertama kali ditemukan pada tahun 1833 oleh Samuel F.B. Morse.
Pada awalnya, sandi morse ini digunakan untuk telegraf yang membuat penyampaian sebuah pesan menjadi lebih mudah, Adjarian.
Sebelum adanya sandi morse, penyampaian pesan menggunakan kompas penunjuk huruf dan angka di telegraf.